Eijkman Operasikan Cobas 6800, Mampu uji 1.000 Sampel Covid-19 Sehari

Rizky Alika
16 Juli 2020, 18:57
cobas 6800, mesin deteksi covid 19, covid 19, virus corona, tes corona, lembaga eijkman
ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww.
Ilustrasi. Pemerintah telah meresmikan pengoperasian mesin deteksi sampel Covid-19 secara otomatis, Cobas 6800 System, yang dapat menguji 1.000 sampel per hari.

Pemerintah meresmikan pengoperasian mesin untuk mendeteksi sampel Covid-19 secara otomatis buatan perusahaan kesehatan asal Swiss F. Hoffman La Roche Ltd., Cobas 6800 Systems. Mesin yang akan dioperasikan oleh Lembaga Biologi Molekuler Eijkman ini mampu menguji seribu sampel dalam sehari.

"Kami bangga Lembaga Eijkman melakukan terobosan hari ini menggunakan mesin yang nantinya bisa tingkatkan kapasitas jadi seribu sampel per hari," kata Menteri Riset dan Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegeoro, dalam peresmian pengoperasian Cobas 6800 System secara virtual, Kamis (16/7).

Sebelumnya, kemampuan uji dengan metode reverse transcription polymerase chain reaction (RT-PCR) hanya mencapai 400 sampel per hari. Ini artinya, kata Bambang, ada peningkatan kemampuan uji sampel hingga 2,5 kali lipat dalam sehari.

Mesin tersebut dinilai dapat membantu pemerintah untuk mencapai target yang diinginkan Presiden Joko Widodo yakni 30 ribu tes spesimen per hari. Selain itu, Indonesia juga berupaya mengejar target dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencapai kemampuan tes 1% per sejuta penduduk.

(Baca: Kapasitas Tes Digenjot, 1.053 Pedagang Pasar Terpapar Covid-19)

Bambang  mengakui bahwa Indonesia kerap menjadi sorotan berbagai negara lantaran kemampuan tes yang masih rendah. Selain itu, data pasien yang meninggal akibat Covid-19 juga diakui tidak akurat.

Oleh karena itu dia berharap, mesin ini dapat mempermudah Eijkman dalam berkonsentrasi meneliti vaksin covid-19. Sebab, mesin tersebut dapat beroperasi secara otomatis sehingga dapat mengurangi kebutuhan sumber daya manusia. Meski demikian, ketersediaan reagent menjadi hal yang krusial dalam pengoperasian mesin tersebut.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan, biaya tes mencapai Rp 380 ribu per sekali uji. Harga tersebut dihitung berdasarkan kebutuhan reagent. Namun, harga tersebut belum mencakup biaya operasional.

Pihaknya pun berharap akan ada dukungan dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 untuk memenuhi kebutuhan reagent. "Perhitungan gampangnya, harga per tes Rp 500 ribu," ujarnya.

(Baca: Target PCR Belum Tercapai, Gugus Tugas Tetap Bakal Gelar Rapid Test)

Amin menambahkan, hasil dari uji dari mesin Cobas 6800 dapat terlihat dalam waktu 2 x 24 jam. Kecepatan uji tersebut lebih cepat dari RT-PCR yang membutuhkan waktu hingga satu minggu. "Mesinnya melakukan pengujian dalam satu hari selesai. Namun ada proses-proses administrasi, 2 kali 24 jam bisa dilaporkan," kata dia.

Sebagai informasi, Cobas 6800 Systems adalah sistem otomatisasi yang khusus didesain untuk pengerjaan aplikasi yang highthrouput, seperti perhitungan viral load, skrining darah, dan uji mikrobiologi lainnya.

Ini merupakan mesin Cobas 6800 Systems kedua di Indonesia. Mesin pertama juga dioperasikan oleh LBM Eijkman untuk mendeteksi SARS-CoV-2 dengan pendekatan molekuler/NAAT (Nucleid Acid Amplification Testing). Pengujian dengan mesin ini telah disetujui untuk Emergency Use Authorization (EUA).

Sistem otomasisasi meliputi sistem tertutup untuk ekstraksi RNA dan amplifikasi PCR sampel klinis. Sistem tersebut mampu meminimalisir kesalahan pre-analitik selama proses pemeriksaan Covid-19.

(Baca: Dokter Patologi Sarankan Tes Cepat Molekuler untuk Syarat Perjalanan)

Reporter: Rizky Alika

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...