Pertamina Investasi Rp 421 Miliar untuk Seismik 2D Terpanjang di Asia
Pertamina mengalokasikan dana sekitar US$ 30 juta atau setara Rp 421,54 miliar untuk survei seismik di wilayah terbuka (open area) Jambi Merang sepanjang 30 ribu kilometer atau terpanjang di Asia dalam 10 tahun terakhir. Kegiatan tersebut diharapkan mampu memberikan data awal untuk kegiatan eksplorasi migas.
Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Meidawati mengatakan kegiatan seismik 2D merupakan bagian dari komitmen kerja pasti Blok Jambi Merang pasca mendapatkan perpanjangan kontrak selama 20 tahun sejak 2019. Biarpun begitu, pekerjaan komitmen kerja pasti Blok Jambi Merang dilaksanakan oleh Pertamina sebagai induk usaha.
"Untuk area terbuka, semua pekerjaan dikoordinasikan oleh Pertamina persero," kata Meidawati ke Katadata.co.id pada Jumat (8/11).
Peresmian survei seismik 2D dimulai pada hari ini, Selasa (12/11). Meidawati berharap kegiatan tersebut dapat menghasilkan data yang akurat mengenai cadangan migas.
(Baca: Genjot Cadangan Blok Mahakam, Pertamina Mulai Garap Proyek Peciko 8A)
"Harapan dari kegiatan seismik tentunya ingin mendapatkan data bawah tanah untuk nantinya sebagai dasar tindaklanjut ke kegiatan eksplorasi ke depan," ujarnya.
PHE Jambi Merang wajib melaksanakan komitmen kerja pasti dalam lima tahun pertama berupa berupa Studi G&G, survei seismik, dan pengeboran eksplorasi baik di dalam maupun di wilayah terbuka Jambi Merang. Khusus tahun pertama sejak kontrak diperpanjang, PHE Jambi Merang wajib melaksanakan kegiatan Survei Seismik di wilayah terbuka sepanjang kurang lebih 30 ribu km.
Komitmen kerja pasti merupakan upaya pemerintah meningkatkan eksplorasi migas di Indonesia. Kegiatan tersebut diharapkan menghasilkan penemuan besar (giant discovery) cadangan migas.
Pasalnya, cadangan migas Indonesia terus menurun. Pada akhir 2018, cadangan gas terbukti hanya sebesar 96,06 TCF.
Angka ini turun 10,5 persen dibandingkan cadangan gas terbukti pada 2009. Sedangkan cadangan gas potensial Indonesia sebesar 39,49 TCF pada akhir 2018, turun 24,5 persen dibandingkan posisi pada 2009. Berikut grafik Databoks terkait cadangan gas Indonesia :
Berdasarkan data BP, cadangan minyak terbukti Indonesia juga menunjukkan tren penurunan dari tahun ke tahun. Pada 1980, cadangan minyak Indonesia mencapai 11,6 miliar barel namun pada 2017 tinggal 3,17 miliar barel. Angka tersebut di bawah Malaysia (3,6 miliar barel) maupun Vietnam (4,4 miliar barel).
Turunnya cadangan minyak tersebut salah satunya disebabkan oleh berkurangnya aktivitas eksplorasi , baik untuk offshore maupun onshore. Pada 2011, realisasi pengeboran sebanyak 79 sumur, namun pada 2017 tinggal 48 sumur. Data selengkapnya terkait cadangan minyak Indonesia dalam grafik di bawah ini :