Pemerintah Dorong Digitalisasi Sektor Listrik
Direktorat Jendral Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mendorong digitalisasi sektor kelistrikan melalui Smart Grid. Smart Grid merupakan jaringan listrik pintar yang mampu mengitegrasikan aksi-aksi kegiatan dari semua pengguna.
Direktur Jendral Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy N. Sommeng mengatakan Smart Grid akan memberikan dampak positif bagi PLN. Ini karena pendapatan perusahaan pelat merah ini bisa meningkat dari penambahan jaringan.
Sementara itu, peningkatan rasio elektrifikasi mendongkrak konsumsi listrik. Selama kuartal III tahun 2018, konsumsi mencapai 1.048 kWh per kapita. Targetnya 1.129 kWh per kapita.
Sedangkan tahun 2017 konsumsi hanya 1.012 kWh per kapita. Tahun 2016, mencapai 956 kWh per kapita. Tahun 2015 adalah 918 kWh per kapita dan tahun 2018 hanya 878 kWh per kapita.
Selain itu, masyarakat pun akan mendapatkan keuntungan. Jaringan listrik Smart Grid ini bisa tersambung dengan telepon sehingga bisa memantau keadaan rumah dari luar. "Salah satu yang mendukung era digitalsiasi di sektor ketenaglistrikan adalah Smart Grid," kata, di Jakarta, Rabu (14/11).
Sebagai bentuk dukungan, Kementerian ESDM pun menyiapkan regulasi. Sehingga dapat mempermudah pengembangan digitalisasi di sektor energi.
(Baca: Rugi Rp 18 Triliun, PLN Belum Akan Naikkan Tarif Listrik)
Smart Grid tengah dikembangkan oleh anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN)(Persero), yaitu PT Indonesia Comnets Plus (ICON+). “Mereka memakai jaringan yang dimiliki aset PLN,” kata Direktur Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara PLN Djoko Rahardjo Abu Manan, kepada Katadata.co.id, Rabu (14/11).