Pertamina Mulai Fokus Garap Pabrik Petrokimia

Anggita Rezki Amelia
12 Maret 2018, 15:40
Katadata Petrokimia
www.barito.co.id
Katadata Petrokimia

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik terus mendorong pembangunan pabrik petrokimia. Tujuannya untuk memberi nilai tambah bagi perusahaan.

Menurut Elia, selama ini Pertamina tidak memiliki nilai tambah produk. Perusahaan pelat merah ini 90 % masih tergantung pada penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM.) Ini berisiko karena ketika harga minyak dunia naik, produk BBM juga naik. Begitu sebaliknya.

Untuk itu, Pertamina harus berinovasi menciptakan nilai tambah. Salah satunya dengan membangun pabrik petrokimia. “Kami putuskan itu salah satu di road map yang mau di-launching. Janji saya satu tahun,” kata Elia pada Annual Pertamina Quality Awards (APQA) 2018, di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Senin (12/3).

Dengan begitu, harapannya bisa meminimalkan risiko dari harga minyak. Ketika harga minyak bergejolak, Pertamina dapat mengandalkan pabrik petrokimianya. Apalagi, hasil produk petrokimia seperti minyak goreng dan pasta gigi, tidak berfluktuasi.

Saat ini, pabrik petrokimia yang sedang dibangun berada di Jawa Timur. Pabrik ini nantinya menggunakan baha baku dari kilang minyak yang ada di Tuban, Jawa Timur. Targetnya tahun 2024, kilang minyak dan pabrik petrokimia ini bisa beroperasi.

Pembangunan pabrik petrokimia ini, menurut Elia juga untuk mengejar ketertinggalan perusahaan dengan pesaingnya seperti Petronas. Perusahaan asal Malaysia itu dinilai empat kali lebih maju daripada Pertamina.

Salah satu indikator ketertinggalan itu adalah cadangan. Petronas memiliki cadangan minyak sebanyak 13 miliar barel. Cadangan ini berdasarkan kepemilikan hak partisipasi perusahaan di berbagai blok di dunia. Sedangkan Pertamina hanya memiliki cadangan 5 miliar barel.

Pertamina juga tertinggal dari segi teknologi. Petronas sudah memiliki teknologi mengembangkan minyak serpih (shale oil) sejak lima tahun lalu.

Petronas juga bisa berinvestasi hingga US$ 80 miliar dalam lima tahun. Sementara Pertamina hanya mampu sebesar US$ 20 miliar dalam kurun waktu yang sama.

Dalam mengejar ketertinggalan itu, Pertamina akan menjalin kemitraan dengan perusahaan yang mengelola blok migas di luar negeri.  Elia tak segan meminta para pemimpin di Pertamina agar tidak malas berpikir untuk menciptakan inovasi.

"Makanya pimpinan Pertamina otak jangan malas, belum mikir, dikit-dikit panggil konsultan. Ayo let's make thing happened. Saya katakan pencitraan perlu, tapi yang penting itu realisasi," kata dia.

(Baca: Industri Petrokimia Alami Stagnasi Dua Dekade Terakhir)

Dalam perhelatan Annual Pertamina Quality Awards (APQA) 2018, Elia mengaku ada 27 inovasi yang diciptakan karyawan Pertamina untuk memberi nilai tambah pada perusahaan tersebut. Dari 27 inovasi itu, pihaknya akan menyeleksi delapan inovasi yang terbaik untuk bisa diimplementasikan ke seluruh lini bisnis Pertamina pada akhir tahun ini.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...