Pertamina Yakin Jambaran-Tiung Biru Tak Dicoret dari Proyek Strategis
Anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina EP Cepu (PEPC) optimistis proyek Jambaran-Tiung Biru tetap masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Ini dikarenakan proyek tersebut sudah masuk tahap konstruksi saat ini.
Direktur Utama PEPC Jamsaton Nababan mengatakan saat ini beberapa pekerjaan proyek Jambaran-Tiung Biru sudah hampir rampung. Pekerjaan itu antara lain seperti pekerjaan akses jalan dan infrastruktur di bantalan sumur (well pad) proyek yang terletak di Blok Cepu Jawa Timur itu.
Selain itu pembebasan lahan untuk pembangunan fasilitas produksi ini juga sudah selesai. Pekerjaan pembangunan fasilitas pemprosesan gas pun sudah memasuki tahap uji tanah (soil test).
Dari hasil tersebut, Jamsaton yakin proyek yang dioperatori perusahaannya itu tidak akan dicoret dari daftar PSN. "Menurut saya, tidak mungkin Jambaran Tiung Biru termasuk yang dicoret," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (15/2).
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bakal mengevaluasi proyek pembangunan yang masuk kategori PSN. Proyek yang tidak bisa segera dieksekusi bakal dikeluarkan dari PSN.
Darmin menyatakan, pihaknya akan lebih dulu menentukan kriteria proyek yang akan dikeluarkan. “"Pertimbangan di-drop itu adalah proyek yang pembangunan fisiknya tidak akan mulai sampai tahun 2019. Jadi kita harus lihat betul, mana proyek yang tidak akan ada pembangunan fisik bahkan sampai 2019," kata dia di Kantornya, Jakarta, Selasa (13/2).
(Baca: Pemerintah Coret Proyek Strategis yang Belum Konstruksi Hingga 2019)
Mengacu Peraturan Presiden Nomor 58 tahun 2017, Jambaran-Tiung Biru masuk kategori PSN. Proyek ini memiliki kapasitas produksi rata-rata 315 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) selama 14,8 tahun. Lapangan Jambaran Tiung Biru telah mendapatkan komitmen pembelian gas sebesar 172 MMSCFD.
Proyek ini ditargetkan berproduksi pada 2020 mendatang. Jambaran-Tiung Biru diperkirakan membutuhkan belanja modal (capital expenditure/capex) US$ 1,547 miliar.