Pertamina Naikkan Investasi Sektor Hulu Jadi Rp 44 Triliun
PT Pertamina (Persero) tahun ini mengalokasikan dana sebesar US$ 3,29 miliar atau Rp 44 triliun untuk investasi di sektor hulu. Angka ini meningkat dibandingkan dari tahun lalu yang hanya sekitar US$ 2,5 miliar.
Menurut Direktur Keuangan Pertamina Arief Budiman dana investasi hulu itu akan digunakan untuk sektor minyak dan gas bumi (migas) serta panas bumi. "Investasi sebagian besar untuk hulu migas, seperti Blok Mahakam. Mahakam kan proyek baru, dulu cuma 14 sumur sekarang sudah puluhan, jadi lebih banyak investasinya," kata dia di DPR, Jakarta, Senin (29/1).
Selain Blok Mahakam, dana itu untuk mengelola delapan blok yang akan habis kontraknya, yakni Sanga-Sanga, South East Sumatera (SES), Tuban, Ogan Komering, NSO, Tengah, East Kalimantan, dan Attaka. Sampai saat ini Pertamina masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah mengenai penugasan delapan blok tersebut.
Pertamina sebenarnya juga mengincar blok migas luar negeri seperti Aljazair dan Iran. Namun, baru akan investasi tahun 2019. "Tahun ini mungkin studi-studi dulu. Biaya investasinya kemungkinan akan dialokasin di 2019," kata Arief.
Tahun ini, Pertamina juga menganggarkan US$ 838 juta untuk pemasaran. Angka itu naik dari tahun lalu yang hanya US$ 389 juta. Dana ini untuk peningkatan infrastruktur pasokan dan distribusi, peremajaan kapal dan pelaksanaan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di 50 titik daerah tertinggal.
Sementara Direktorat Mega proyek, Pengolahan dan Petrokimia mendapat jatah US$ 838 juta. Tahun lalu Pertamina hanya menganggarkan US$ 415 juta.
Kemudian, Direktorat Pengolahan dapat US$ 167 juta atau naik dibandingkan tahun lalu sebesar US$ 120 juta. Proyek gas mendapat US$ 279 juta. Sedangkan riset pendukung lainnya US$ 167 juta.
(Baca: Harga BBM Tak Naik, Laba Pertamina 2017 Anjlok 24%)
Secara total, tahun ini Pertamina mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 5,59 miliar. Alokasi investasi Pertamina tahun ini lebih tinggi dibandingkan capaian tahun lalu yang hanya mencapai US$ 3,6 miliar.
