Aramco Batal, Pertamina Garap Kilang Balongan dan Dumai Sendirian

Anggita Rezki Amelia
30 Januari 2017, 16:38
Migas
Dok. Chevron

PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk membangun kilang minyak di Balongan dan Balongan di Jawa Barat secara mandiri. Ini dikarenakan perusahaan asal Arab, Saudi Aramco, yang awalnya jadi mitra Pertamina menggarap proyek ini, akhirnya membatalkan kerjasamanya.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi mengatakan awalnya kerja sama dengan Saudi Aramco dilakukan untuk tiga kilang, yakni Dumai, Balongan dan Cilacap. Namun, kerja sama untuk Dumai dan Balongan tidak bisa berlanjut.

"Kerja sama dengan Aramco hanya kilang Cilacap saja,"  saat konferensi pers, di Kantornya, Senin (30/1).  (Baca: Kesepakatan Saudi Aramco di Kilang Dumai Ditargetkan Tercapai Oktober)

Menurut Rachmad batalnya kerja sama dengan Saudi Aramco adalah karena tidak adanya kesepakatan mengenai pengerjaan proyek. Pertamina ingin proyek kilang, terutama Balongan, digarap secepatnya. Di sisi lain Saudi Aramco tidak sepakat dengan keinginan Pertamina tersebut. 

Dia menjelaskan alasan Pertamina pembangunan Kilang Balongan harus cepat, lantaran Kilang Balikpapan juga mengantre untuk pengerjaan proyek peningkatan kapasitas. Jika tidak ada kendala, pembangunan kilang Balongan akan dimulai pada Februari, dan ditargetkan selesai masa Oktober atau Desember 2020.

Sebagai gambaran, salah satu bahan baku produksi Kilang Balongan adalah nafta, yang sekitar 30-40 persennya dipasok dari Kilang Balikpapan. Sementara Kilang Balikpapan juga sedang dalam proses peningkatan kapasitas dan modernisasi, sehingga nantinya tidak bisa menghasilkan nafta. Jika Pertamina tidak segera memodernisasi  Kilang Balongan, ada kemungkinan kilang ini bisa kekurangan bahan baku.

(Baca: Pertamina Targetkan Impor Avtur Turun 60 Persen dari Kilang Balongan)

Meski kerja sama itu batal, Pertamina menjamin proyek tetap berjalan. Bahkan sebenarnya Pertamina berencana mencari mitra pengganti Saudi Aramco di Kilang Balongan melalui proses seleksi pada Maret tahun ini. Namun, rencana ini akhirnya urung dilakukan. “Ini 100 persen Pertamina, bukan joint venture (patungan)," kata Rachmat. 

Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto yang menyebutkan kilang Balongan akan digarap secara mandiri. "Karena Balongan sangat terkait dengan Balikpapan maka akan diselesaikan dulu, Ini akan digarap sendiri karena investasinya enggak besar," kata dia di Pertamina, Jakarta, Senin (30/1).

Konsep pembangunannya terdiri dari dua tahap,  tidak jauh berbeda dengan pembangunan Kilang Balikpapan. Tahap pertama yakni peningkatan kapasitas dari 125.000 barel per hari (bph) menjadi 240.000 bph. Fase ini membutuhkan dana US$ 1,2 miliar. (Baca: Pertamina Rugi US$ 70 Juta Akibat Kerusakan Kilang Tahun Lalu)

Sedangkan pada tahap kedua, kilang ini akan dimodifikasi untuk mengolah jenis minyak yang lebih banyak lagi. Saat ini Balongan baru mampu mengolah jenis minyak lokal seperti minyak sweet crude dari lapangan Duri. Sayangnya, Pertamina masih enggan menyampaikan kebutuhan dana untuk tahap ini.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...