Blok Pangkah Akan Jadi Penopang Lifting Kedua Setelah Cepu
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan Blok Pangkah akan menjadi andalan kedua penopang produksi siap jual (lifting) migas nasional setelah Blok Cepu. Alasannya cadangan migas di blok ini sangat besar.
Kepala Humas SKK Migas Taslim Z. Yunus mengatakan Blok Pangkah yang dikelola oleh Saka Energi ini memiliki cadangan migas hingga 300 juta barel setara minyak pada Lapangan Sidayu. “Dari reserve-nya (cadangan) kami optimistis kalau blok ini bisa menyaingi Cepu, ini kabar baik buat kita," ujarnya di Jakarta, Jumat (23/12).
(Baca: Saka Akan Ajukan Rencana Pengembangan Lapangan Sidayu Tahun Depan)
Rencananya Blok Pangkah akan mulai berproduksi (on stream) pada 2019. SKK Migas menyatakan akan terus mendorong Saka Energi sebagai operator blok ini untuk segera mengajukan proposal rencana pengembangan lapangan (Plan of Development/PoD) pada tahun depan.
Menurut Taslim, Saka memang sedang mempersiapkan pengajuan PoD. Saat ini, SKK Migas tengah mengidentifikasi sumur-sumur yang sudah ditemukan Saka di Blok tersebut sebelum memutuskan untuk mengajukan PoD.
Saka berhasil menemukan cadangan migas sebesar 300 juta barel setara minyak setelah mengebor sumur eksplorasi Sidayu-4 di Lapangan Sidayu, Blok Pangkah. Kegiatan ini menghabiskan dana sebesar US$ 17 juta dan berpotensi menambah produksi Saka hingga 2.500 barel per hari (bph).
Berdasarkan informasi dari situs resminya, Hingga sekarang Saka telah berhasil mengebor tiga sumur eksplorasi di Lapangan Sidayu. Ketiganya adalah sumur Sidayu-1 pada 2001, Sidayu-3 pada Juli 2015, serta Sidayu-4 pada September lalu.
(Baca: Saka Energi Temukan Sumber Baru Minyak di Blok Pangkah)
Data SKK Migas menyebutkan sepanjang Januari-November 2016, ada 20 kegiatan pengeboran sumur eksplorasi telah berhasil dilakukan kontraktor migas di Indonesia. Rinciannya terdapat tujuh sumur ditermukan cadangan migas (discovery), tujuh sumur tidak ditemukan cadangan (dry hole), lima sumur memiliki indikasi adanya hidrokarbon, dan satu sumur masih dalam proses evaluasi.
Adapun tujuh sumur yang berhasil menemukan cadangan migas adalah Bambu Besar (BBS)-4 (Pertamina EP), Tiung-3 (Petrocina International Jabung Ltd), Meliwis-1 (Santos Madura Offshore) Pty Ltd), Lumbian-2 (Seleraya Merangin 2), AAL-4X (Santos Northwest Natuna B.V), ABG-3 (Pertamina EP), dan Sidayu -4 (Saka Indonesia Pangkah Ltd).