Conrad Klaim Lapangan Gas Mako Salah Satu yang Terbesar di West Natuna
Conrad Petroleum mengumumkan bahwa Lapangan Gas Mako merupakan salah satu yang terbesar di Cekungan West Natuna, lepas pantai Indonesia. Hal ini berdasarkan hasil studi bawah permukaan (subsurface) dan hasil audit sumber daya indenpenden.
Lapangan Gas Mako terletak di Blok Duyung, di Cekungan West Natuna. Conrad, selaku operator, mengetahui bahwa lapangan gas ini termasuk salah satu yang terbesar setelah merampungkan pengeboran pada akhir tahun lalu.
Conrad melakukan peninjauan kembali ke lapangan Mako secara komprehensif, yang hasilnya dirilis pada April lalu. Tinjauan ini mencakup semua aspek, termasuk pengembangan lapangan.
(Baca: Conrad Petroleum Siap Lakukan Joint Study Dua Blok Migas di Aceh)
Hasilnya, volume sumber daya keseluruhan lebih tinggi dibandingkan proyeksi awal. "Potensi tingkat produksi harian yang lebih tinggi dari gas kering berkualitas tinggi," kata Conrad dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (27/5).
Conrad melibatkan Gaffney Cline and Associates (GCA) untuk merampungkan audit sumber daya independen terkait Lapangan Gas Mako. Audit yang dirilis 22 Mei lalu ini menggambarkan estimasi sumber daya internal Conrad.
Hasilnya lebih tinggi dibandingkan dengan audit mereka pada Januari 2019. (Baca: Antisipasi Defisit, SKK Migas Andalkan 3 Proyek Gas)
Estimasi terkait sumber daya yang dapat dipulihkan 2C atau kontingen, mencapai 495 miliar kaki kubik fit (BCF) atau 79% lebih tinggi dibandingkan hasil audit 2019. Sedangkan sumber daya 3C atau bergantung, 108% lebih tinggi.
Berdasarkan hasil audit tersebut, Conrad mengumumkan bahwa Lapangan Gas Mako merupakan salah satu ladang gas terbesar yang pernah ditemukan di Cekungan West Natuna. Selain itu, ini merupakan sumber daya terbesar yang belum dikembangkan di daerah terdekat.
CEO Conrad Petroleum Miltos Xynogalas puas dengan hasil audit CGA. Sebab, CGA mendukung pekerjaan teknis berkualitas tinggi dan mengonfirmasi sumber daya besar dari Lapangan Gas Mako.
(Baca: Eksplorasi Migas Minim, Indonesia Terancam Defisit Gas 2023)
Selama tiga tahun terakhir, Conrad mengebor tiga sumur. "Ini pencapaian luar biasa untuk perusahaan muda seperti Conrad, dapat mengidentifikasi dan menghasilkan hampir 0,5 Tcf sumber daya gas di Mako,” kata Xynogalas.
Blok Duyung memiliki luas sekitar 890 km2, yang terbentang di Kepulauan Riau dan perairan lepas pantai Indonesia, Laut Natuna. Lapangan ini juga dekat dengan West Natuna Transportation System (WNTS), pipa gas alam yang menghubungkan tiga blok penghasil di Laut Natuna ke Singapura.
WNTS saat ini memasok sekitar 0,4 miliar kaki kubik (Bcf) gas alam per hari ke Singapura. Conrad memiliki 76,5% hak partisipasi di Duyung. Mitranya, Coro Energy Plc dan Empyrean Energy Plc, masing-masing memiliki 15% partisipasi dan 8,5%.
(Baca: West Natuna Gunakan Fasilitas Medco Demi Percepat Produksi Blok Duyung)