PGN Akan Bangun Tiga Hub LNG untuk Pasok Gas ke Pembangkit Listrik
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berencana membangun tiga hub distribusi gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) untuk merealisasikan program gasifikasi pembangkit listrik milik PT PLN (Persero). Adapun proyek tersebut diperkirakan rampung dalam tiga tahun mendatang.
Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Syahrial Mukhtar mengatakan pembangunan infrastruktur LNG terbagi menjadi tiga area yaitu Area Barat, Area Tengah, dan Area Timur. Adapun yang pertama Area Barat akan dibangun hub di Terminal Arun, untuk bisa menyuplai kebutuhan gas di Nias, Krueng, dan sekitarnya.
“Kemudian Area Tengah, kami sudah memiliki FSRU Lampung, dengan sistem breakbulking ke kapal-kapal kecil untuk menyuplai small LNG carrier. Jadi, nanti FSRU Lampung bisa dibawa ke Kalimantan, Bali, NTT, dan NTB,” ujar Syahrial dalam keterangan tertulis, Senin (13/07).
(Baca: PGN Targetkan Produksi Gas Lapangan Kepodang Capai 20 MMSCFD)
Pembangkit listrik yang harus dipasok gas oleh PGN itu terbagi dalam delapan klaster. Perinciannya, Klaster Sumatera, Kalimantan Barat, Bali Nusra 1, Bali Nusra 2, Sulawesi, Maluku, Papua Utara, serta Papua Selatan.
Untuk tahap quick win yang dirampungkan tahun ini, PGN akan merealisasikan pasokan gas untuk PLTMG Nias, PLTMG Tanjung Selor, dan PLTMG Sorong.
"Pada tahap ini ditargetkan dapat menyediakan harga yang lebih rendah dari HSD di plant gate pembangkit PLN. Perkiraan penghematan atas konversi penggunaan HSD ke PLN per tahun pada tahap quick win ini estimasi sebesar Rp 200 Milyar,” kata Syahrial.
(Baca: PGN Cari Mitra Garap Proyek Gasifikasi 52 Pembangkit Listrik Rp 21 T)
Dalam HoA antara Pertamina dan PLN, salah satu isinya Pertamina menunjuk dan menugaskan PGN sebagai subholding gas untuk menyediakan pasokan dan infrastruktur. Sehingga PGN berkoordinasi dengan PLN untuk menyelesaikan perjanjian komersial untuk jangka waktu 20 tahun untuk tahap quick win. Sejauh ini para pihak berkerja sama dengan baik dan menghasilkan progres yang positif.
Syahrial berharap bahwa dalam waktu tidak lebih dari dua sampai tiga tahun, program konversi pembangkit listrik BBM ke gas alam sudah terealisasi. Proyek ini juga termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) dan membutuhkan investasi yang sangat besar.
(Baca: Ada Pandemi, PGN Pangkas Target Pembangunan Jaringan Gas Rumah Tangga)