Harga Minyak AS Terus Naik Imbas Terjangan Badai di Teluk Meksiko

Image title
27 Agustus 2020, 07:52
harga minyak, amerika serikat
www.skkmigas.go.id
Ilustrasi, anjungan migas lepas pantai. Harga minyak Amerika Serikat (AS) pada Kamis (27/8) naik di tengah ancaman Badai Laura.

Harga minyak Amerika Serikat (AS) terus melanjutkan kenaikkan pada perdagangan Kamis (27/8) waktu Indonesia. Hal itu dipengaruhi penurunan produksi akibat terjangan badai di Teluk Meksiko.

Mengutip Bloomberg pada hari ini pukul 07.09 WIB, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Oktober 2020 naik 0,09 persen menjadi US$ 43,43 per barel. Sedangkan harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2020 turun 0,48 persen menjadi US$ 45,64 per barel.

Perusahaan energi di AS tengah bersiap menghadapi Badai Laura yang diperkirakan masuk dalam Kategori badai level 4 dengan hujan lebat dan kecepatan angin 209 kilometer per jam. Badai tersebut juga diproyeksi menyebabkan bencana karena bisa mendorong perairan laut hingga 48 km.

Sebanyak sembilan pabrik kilang minyak di AS telah ditutup karena badai tersebut. Kilang-kilang itu biasanya mampu memproses sekitar 2,9 juta barel per hari minyak menjadi bahan bakar, dan menyumbang sekitar 15% dari kapasitas kilang AS.

Selain itu, perusahaan minyak di AS telah menutup fasilitas produksi 1,56 juta barel per hari (bpd) produksi minyak mentah atau sekitar 84% dari produksi di Teluk Meksiko. Perusahaan tersebut juga mengevakuasi pekerja dari 310 fasilitas produksi di wilayah tersebut.

"Pengusaha minyak akan disibukkan dengan badai hari ini. Begitu bahaya berlalu, pertimbangan permintaan akan menjadi fokus lagi," kata Tamas Varga dari broker PVM seperti dilansir dari Reuters pada Kamis (27/8).

Data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan ekspor minyak mentah pada pekan lalu naik paling tinggi sejak Februari 2019 jelang terjangan badai. Jumlah ekspor minyak AS pada pekan lalu mencapai hampir 3,4 juta barel per hari.

Sedangkan persediaan minyak mentah AS turun 4,7 juta barel dalam sepekan hingga 21 Agustus 2020. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan ekspektasi analis sebesar 3,7 juta barel.

Di sisi lain, lonjakan kasus Covid-19 terus membayangi harga minyak. Kekhawatiran terhadap pandemi corona telah menekan permintaan dan harga sejak April 2020.

Reporter: Verda Nano Setiawan

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...