PLN Disjaya Pastikan Penertiban Pemakaian Listrik Terus Dilakukan

PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya) terus melaksanakan kegiatan penertiban pemakaian tenaga listrik (P2TL). Perusahaan melihat masih banyak masyarakat yang melanggar pemakaiannya.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (PLN Disjaya) Doddy B Pangaribuan mengatakan dari awal tahun hingga November 2020 pelaksanaan penertibannya mencapai 275 ribu pelanggan. “Kami melakukan pengecekan ke 30 ribu pelanggan setiap bulan,” katanya dalam konferensi pers virtual, Selasa (22/12).
Ia mengimbau agar masyarakat tertib dalam memakai listrik. Pasalnya, kebakaran besar karena tegangan listrik kerap terjadi lantaran kelalaian pelanggan. “Bisa juga karena kerusakan isolasi kabel,” ujar Doddy.
Pemerintah sebelumnya menyoroti maraknya pelanggaran pemakaian listrik. Karena itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendorong adanya digitalisasi sektor kelistrikan, melalui Smart Grid.
Smart grid dan smart meter menjadi kunci untuk menekan subsidi hingga pencurian listrik. “Semua menjadi terukur. Digitalisasi PLN menjadi penting, belum lagi (nanti) smart procurement karena belanja modal perusahaan yang besar,” kata Erick pada pekan lalu.
Ia juga meminta PLN memperbaiki sistem pelayanannya. Saat ini, menurut dia, bukan lagi era dilayani tapi menjemput bola dengan melayani pelanggan secara aktif.
Di sinilah peran divisi ritel perusahaan. “PLN harus ada perubahan mentalitas dari segi pelayanan. Jangan gara-gara monopoli listrik, maunya dilayani. Harus dibalik," ujar Erick.
PLN Luncurkan Aplikasi New PLN Mobile
Pada akhir pekan lalu, perusahaan setrum negara meluncurkan aplikasi layanan pelanggan New PLN Mobile. Fitur di dalamnya termasuk pembelian token pelanggan prabayar, pembayaran tagihan listrik pelanggan pasca-bayar, pengawasan penggunaan listrik, serta pembelian token.
PLN Mobile bekerja sama dengan beberapa bank dan financial technology (fintech). Pelanggan juga dapat mengaksesnya untuk mengajukan layanan pengubahan daya, swadaya catat angka meter, dan layanan pengaduan. “PLN Mobile menjadi alat komunikasi kami dengan pelanggan,” ucap Wakil Direktur Utama Darmawan Prasodjo.
Perusahaan memakai teknologi geospasial dalam aplikasi itu. Posisi setiap pelanggan dapat diketahui dan informasi yang dibutuhkan dapat dikelola secara akurat. “Semua upaya ini demi memberikan pelayanan prima kepada pelanggan kami,” katanya.
Penjualan Listrik PLN Disjaya Minus
Penjualan listrik PLN Disjaya turun akibat pandemi Covid-19. Kondisi ini dipicu kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat untuk mencegah penyebaran virus corona.
Doddy B Pangaribuan menyampaikan penjualan listrik hingga November 2020 minus 4,58%. Padahal, perusahaan awalnya menargetkan pertumbuhan listrik di tahun ini tumbuh sekitar 4%. "Realiasasinya jauh panggang dari api. Apa yang kami inginkan malah sekarang minus," ujarnya.
Pada April 2020, ketika pandemi corona mulai melanda Indonesia, PLN Disjaya merancang business continuity planning (BCP). Rencana tersebut memproyeksikan tiga skenario pertumbuhan. Untuk skenario optimistis minus 10%, moderat minus 15%, dan pesimis 18%.
Penurunan pertumbuhan listrik dapat tertahan di minus 4%, menurut Doddy, karena stimulus dari pemerintah dan PLN pusat. PLN Disjaya juga bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan Satgas Covid-19 untuk menyediakan keandalan lsitrik lebih baik.