Investasi Minerba Sampai Desember US$ 3,5 Miliar, 81% dari Target
Kementerian ESDM mencatat realisasi investasi di sektor mineral dan batu bara (minerba) sampai dengan 10 Desember 2021 sebesar US$ 3,5 miliar. Angka ini mencapai 81,3% dari target tahun ini sebesar US$ 4,3 miliar.
Direktur Penerimaan Mineral dan Batu Bara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba), Muhammad Wafid mengatakan pihaknya terus mendorong agar iklim investasi sektor minerba tetap terjaga dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
"Untuk investasi sub sektor minerba, target 2021 sebesar US$ 4,3 miliar dan sampai dengan 10 Desember 2021 realisasinya mencapai 81,3% atau US$ 3,5 miliar," kata dia dalam minerba virtual fest 2021, Selasa (21/12).
Menurut dia capaian investasi 2021 masih dalam kondisi sebagaimana yang terjadi pada tahun sebelumnya belakangan ini. Utamanya akibat pandemi Covid-19 yang telah menghambat realisasi investasi sub sektor minerba.
Sementara, untuk penerimaan negara bukan pajak (PNBP), hingga 10 Desember 2021 realisasinya yakni sebesar Rp 70,05 triliun atau 179,14% dari target sebesar Rp 39,1 triliun. "Ini merupakan pencapaian tertinggi dari realisasi penerimaan negara bukan pajak selama ini," kata dia.
Menurut Wafid capaian tersebut sebenarnya tidak hanya didominasi oleh tingginya harga komoditas, khususnya batu bara belakangan ini. Namun juga ada peran dari pemerintah dalam pengelolaan sub sektor minerba.
"Kontribusinya karena kita juga mewajibkan seluruh wajib bayar untuk segera melunasi PNBP sebagaimana kewajiban pada negara," katanya.
Di samping itu, Wafid juga menyampaikan bahwa pemanfaatan batu bara domestik hingga saat ini terus meningkat. Dimana dari target produksi nasional sebesar 625 juta ton, realisasinya telah mencapai 89,6% atau 560 juta ton.
Sedangkan pemanfaatan batu bara untuk domestik realisasinya hingga Desember telah mencapai 121,3 juta ton atau sebesar 88,2% dari target 2021 sebesar 137,5 juta ton.
"Bisa kami sampaikan bahwa pemanfaatan batu bara untuk domestik terus meningkat dari tahun 2016 khusus untuk pembangkit itu dri 75 juta ton di 2016 sampai 113 juta ton di 2021. Demikian juga briket, kertas, metalurgi, semen, pupuk, tekstil dan lain-lain itu membutuhkan pemanfaatan batu bara domestik," katanya.