Electrum Bakal Jajaki Bisnis Mobil Listrik di Indonesia
Perusahaan patungan antara Gojek dan PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), yang fokus pada upaya mengembangkan infrastruktur kendaraan listrik roda dua, Electrum, rencananya akan menjajal peluang ke arah bisnis pengembangan kendaraan listik roda empat atau mobil di Tanah Air.
CEO Electrum, Pandu Sjahrir, mengatakan pihaknya telah mendiskusikan hal tersebut sejak 12 bulan terakhir. “Jujur, kami sedang memikirkannya,” kata Pandu dalam podcast Katadata yang pertama kali mengudara pada Senin (9/5).
Lebih lanjut, kata Pandu, pengembangan bisnis mobil listrik harus didukung dengan infrastuktur yang lebih memadai. Pasalnya, selain baterai, mobil listrik juga harus dilengkapi dengan sebuah aki yang volumenya jauh lebih besar dari yang dipasang di sepeda motor listrik. “Harus dicermati, karena berkaitan dengan teknologi aki untuk setiap satu mobil apakah bisa mendukung enam sepeda motor,” sambung Pandu.
Ia menambahkan, kocek yang harus dirogoh untuk menjalankan investasi kendaraan listrik terbilang cukup mahal karena mencakup sejumlah aspek berupa infrastruktur fisik, pengisian baterai (charging) dan suku cadang. "Semuanya harus dipikirkan matang-matang," ujarnya.
Pandu memprediksi, dalam waktu dua dekade mendatang, sejumlah perusahaan akan mendapat tantangan besar karena Indonesia akan mengalihkan sumber energi fosilnya ke energi baru dan terbarukan. Walau begitu, mayoritas energi untuk kendaraan listik diperkirakan masih akan bergantung dari suplai listrik PLN.
“Ada sedikit risiko terkait distribusi energi dan bagaimana PLN beradaptasi dengan lingkungan baru ini, dan juga energi campuran yang dibutuhkan masyarakat. Menurut saya, masyarakat menuntut energi bersih yang lebih banyak, tapi ada sedikit ketergantungan pada PLN,” ucap Pandu.
Guna menawarkan energi alternatif untuk konsumen kendaraan listrik, Electrum akan fokus mencari dan mengembangkan sumber listrik dari energi terbarukan. “fokusnya harus pengembangan lebih banyak energi terbarukan. Kami harus menyediakan apa pun yang dibutuhkan konsumen. Tujuan Electrum sudah jelas, kami ingin menjadi pemimpin pasar untuk bisnis khusus kendaraan roda dua,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, decacorn Gojek melalui perusahaan patungan Electrum mulai melakukan uji coba komersial layanan kendaraan listrik. Menurut Gojek, motor listrik mampu menghemat biaya bahan bakar mitra pengemudi hingga Rp 700 ribu per bulan. Direktur Electrum dan CEO Gojek Kevin Aluwi mengatakan, uji coba komersial sudah dijalankan di wilayah terbatas, yakni Jakarta Selatan. Terdapat ratusan unit motor listrik yang dipakai oleh mitra pengemudi motor untuk menarik konsumen.
Konsumen pun bisa mendapatkan layanan berbagi tumpangan (ride hailing) dengan motor listrik di aplikasi dengan harga sama seperti motor biasa. Ke depan, Gojek berencana memperluas lagi cakupan layanan kendaraan listrik. "Respons positif dari driver karena dengan motor listrik, tarikan mulus, jangkauan kendaraan jauh, bisa ratusan meter dengan biaya yang lebih murah. Turun 30%, jadi per bulan bisa hemat Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu," katanya dalam konferensi pers virtual, Selasa (22/2).
Menurutnya, mitra pengemudi bisa menghemat karena ekosistem kendaraan listrik telah terbentuk. Gojek membuat perusahaan patungan khusus ekosistem kendaraan listrik dengan TBS Energi Utama (TBS) bernama Electrum.
Electrum kemudian menggaet Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertamina, perusahaan penyedia teknologi baterai swap Gogoro, dan produsen kendaraan listrik Gesits. Kolaborasi ini memanfaatkan masing-masing keahlian, Electrum bertindak sebagai integrator dan pengembang ekosistem kendaraan listrik, Pertamina lewat Pertamina Patra Niaga menyediakan stasiun penukaran baterai motor listrik di berbagai SPBU. Kemudian, Gogoro menjadi penyedia inovasi teknologi penukaran baterai dan Gesits menyediakan motor listrik beserta infrastrukturnya.