Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Pengembangan Kendaraan Listrik di RI

Muhamad Fajar Riyandanu
10 Mei 2022, 20:00
Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Pengembangan Kendaraan Listrik di RI
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Pengemudi ojek daring menukar baterai sepeda motor listrik dengan yang sudah penuh terisi di Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di SPBU Pertamina.

Indonesia dinilai memiliki sejumlah modal dalam upaya pengembangan kendaraan listik. Modal seperti sumber daya alam dan besarnya populasi yang dilihat sebagai potensi pasar dirasa mampu menciptakan iklim yang ramah untuk bisnis kendaraan listrik.

Pandu Sjahrir, investor terkemuka di Asia Tenggara mendirikan Electrum sebagai upaya mengembangkan infrastruktur untuk kendaraan listrik roda dua (EV). Perusahaan patungan antara Gojek dan Toba Bara Sejahtera (TBS) Energi Utama itu akan bertindak sebagai platform di mana kedua perusahaan akan mengkombinasikan bisnis energi dan bisnis digital.

Advertisement

"Kendaraan listrik adalah konversi penggunaan energi dan penggunaan teknologi untuk kehidupan sehari-hari. Kemunculan Electrum karena hal itu. TBS adalah bisnis energi, GoTo pada dasarnya adalah bisnis digital," kata Pandu dalam podcast katadata yang pertama kali mengudara pada Senin (9/5).

Menurut Pandu, salah satu tantangan dalam menciptakan iklim kendaraan listrik di Indonesia yakni penyediaan pengisian daya dan sudut pandang masyarakat. Terkhusus pengendara roda dua, Pandu menilai sebagian besar pengendara roda dua tidak punya waktu untuk mengisi daya, terutama bagi mereka yang berprofesi sebagai penyedia jasa ojek daring yang ingin tetap bergerak. "Karena itu mata pencaharian mereka," sambung Pandu.

Electrum sebenarnya telah berinvestasi di beberapa perusahaan teknologi baterai di luar Indonesia. Pandu mengatakan bahwa mayoritas teknologi baterai kendaraan listrik dikembangkan di negara-negara maju seperti Taiwan, Korea, Tiongkok, Israel, Jerman, dan Amerika Serikat.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Batu Bara Indonesia (APBI) tersebut menambahkan, kocek yang harus dirogoh untuk menjalankan investasi kendaraan listrik terbilang cukup dalam karena mencakup sejumlah aspek berupa infrastruktur fisik, pengisian baterai (charging) dan suku cadang. "Semuanya harus dipikirkan matang-matang," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement