Beban Berat Menanggung Subsidi, Pertamina Dukung Kenaikan Harga LPG
PT Pertamina mendukung rencana kenaikan Harga Jual Eceran (HEJ) elpiji atau LPG tiga kilogram (kg). Saat ini selisih harga jual dengan harga keekonomiannya mencapai Rp 15.359 per kg.
Berdasarkan perhitungan Kemenkeu, harga elpiji tiga kilogram Rp 19.609 per kg. Sedangkan harga jual eceran saat ini Rp 4.250 per kg.
Direktur Keuangan PT Pertamina Emma Sri Martini mengatakan pemerintah yang memiliki kewenangan penentuan harga LPG 3 kg. "Pertamina selaku operator akan mendukung apapun kebijakan pemerintah," kata Emma melalui pesan singkat pada Kamis (16/6), siang.
Emma menilai langkah positif pemerintah yang telah menambah pagu anggaran untuk subsidi BBM dan kompensasi di tengah harga minyak mentah dunia yang tinggi. Tambahan pagu anggaran bisa melindungi daya beli masyarakat dan menahan laju inflasi.
Saat ditanya soal berapa total nilai subsidi elpiji tiga kilogram yang ditanggung oleh Pertamina hingga saat ini, Emma enggan menjawab. "Masyarakat perlu bersyukur dengan kebijakan pemerintah meski ini menjadi tambahan beban fiskal yang sangat besar bagi APBN," kata Emma.
Pertamina telah menyiapkan aplikasi MyPertamina untuk menyalurkan dana subsidi BBM dan LPG secara tertutup. Aplikasi tersebut diharapkan dapat mengawasi penyaluran subsidi menjadi tepat sasaran. "Betul, saat ini sedang dikoordinasikan dengan pemerintah," ujar Emma.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu menyampaikan subsidi tertutup diharapkan dapat berdampak positif bagi 40% keluarga penerima manfaat berpendapatan rendah, yang mencakup pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), nelayan, serta petani.
Kemenkeu mencatat realisasi subsidi BBM dan elpiji tiga kilogram naik rata-rata 26,58% tiap tahun selama 2017 - 2021. Kenaikkan ini disebabkan oleh fluktuasi harga patokan minyak mentah Indonesia atau ICP dengan nilai tukar rupiah.
Realisasi subsidi LPG 3 kg tahun lalu Rp 67,62 triliun. Ini termasuk kewajiban kurang bayar Rp 3,72 triliun. Besaran subsidi BBM dan elpiji tiga kilogram diperkirakan Rp 149,37 triliun tahun ini.
Ini artinya, 192,61% dari postur anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022. Lebih dari 90% kenaikan nilai subsidi berasal dari alokasi elpiji tiga kilogram. Penyebabnya, karena selisih harga jual eceran dengan harga keekonomian tinggi.
Realisasi subsidi elpiji 3 kg tahun lalu Rp 67,62 triliun. Ini termasuk kewajiban kurang bayar Rp 3,72 triliun.
Besaran subsidi BBM dan elpiji 3 kg diperkirakan Rp 149,37 triliun tahun ini. Ini artinya, 192,61% dari postur anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022.
Lebih dari 90% kenaikan nilai subsidi berasal dari alokasi elpiji 3 kg. Utamanya, karena selisih harga jual eceran dengan harga keekonomian tinggi.
Selisih harga itu melebar karena harga minyak mentah dunia melonjak.
Di satu sisi, harga elpiji tiga kilogram dengan yang non-subsidi, berbeda jauh. Hal ini menyebabkan banyak orang, termasuk masyarakat mampu, beralih ke elpiji tiga kilogram.
Kemenkeu memproyeksikan konsumsi masyarakat untuk elpiji tiga kilogram mencapai 7,82 juta ton. Sedangkan konsumsi elpiji non-subsidi hanya 0,58 juta ton.
Hasil evaluasi Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan, 4 desil masyarakat miskin menikmati 23,3% dari total subsidi. Sedangkan 4 desil masyarakat kaya menikmati 57,9% dari keseluruhan bantuan elpiji tiga kilogram.
“Ini yang terus kami evaluasi, untuk mempertajam subsidi ke depan. Belum lagi penyediaan elpiji di Indonesia hampir 80% itu impor,” kata Febrio.