OPEC+ Sepakat Pangkas Lagi Produksi, Harga Minyak Bakal Melambung

Agustiyanti
3 April 2023, 05:59
opec+, harga minyak, harga minyak global
Katadata
Ilustrasi. Komitmen terbaru OPEC+ akan membuat total volume produksi yang dipangkas menjadi 3,66 juta barel per hari, setara dengan 3,7% dari permintaan global.

Arab Saudi dan produsen minyak OPEC+ lainnya mengumumkan pengurangan produksi minyak sekitar 1,16 juta barel per hari pada Minggu (2/4). Langkah mengejutkan ini menurut para analis akan langsung berdampak pada kenaikan harga.

Berdasarkan perhitungan Reuters, komitmen tersebut membuat total volume produksi yang akan dipangkas oleh OPEC+ menjadi 3,66 juta barel per hari. Ini setara dengan 3,7% dari permintaan global.

Informasi terbaru ini muncul sehari sebelum pertemuan virtual panel menteri OPEC+, yang mencakup Arab Saudi dan Rusia. Pertemuan tersebut diperkirakan juga akan mempertahankan pemangkasan produksi 2 juta barel per hari hingga akhir 2023 yang sudah disepakati sebelumnya. 

Harga minyak pada bulan lalu jatuh ke level US$ 70 per barel. terendah dalam 15 bulan terakhir seiring konsen pasar terhadap krisis perbankan global yang dapat memukul permintaan. Namun, tindakan terbaru OPEC+ ini diperkirakan akan mendukung pasar minyak dan mendorong harga ke level US$ 80 per barel. 

Kepala perusahaan investasi Pickering Energy Partners mengatakan, langkah terbaru OPEC+ untuk memangkas produksi akan mendorong harga minyak US$ 10 per barel. Pialang minyak PVM memperkirakan lonjakan harga akan terjadi segera setelah perdagangan dimulai setelah akhir pekan.

"Saya memperkirakan aharga akan naik, beberapa dolar lebih tinggi ... mungkin sebanyak US$3," kata Tamas Varga dari PVM seperti dikutip dari Reuters, Senin (3/4). 

Produsen utama OPEC Arab Saudi mengatakan akan memangkas produksi sebesar 500.000 barel per hari. Kementerian energi Saudi mengatakan, pemangkasan produksi secara sukarela ii adalah tindakan pencegahan yang bertujuan mendukung stabilitas pasar minyak.

"OPEC mengambil langkah pre-emptive jika ada kemungkinan penurunan permintaan," kata Amrita Sen, pendiri dan direktur Energy Aspects.

OPEC+ pada Oktober lalu telah menyetujui pengurangan produksi 2 juta barel per hari dari November hingga akhir tahun, sebuah langkah yang membuat marah Washington karena pasokan yang lebih ketat mendorong harga minyak.

AS berpendapat bahwa dunia membutuhkan harga yang lebih rendah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mencegah Presiden Rusia Vladimir Putin memperoleh lebih banyak pendapatan untuk mendanai perang Ukraina Pemerintahan Biden melihat langkah terbaru yang diumumkan oleh produsen besar minyak dunia ini tidak bijaksana.

"Kami tidak berpikir pemangkasan produksi saat ini dibutuhkan mengingat ketidakpastian pasar, dan kami telah menjelaskannya," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional.

Pemangkasan produksi oleh negara-negara OPEC+ telah dimulai dari Mei dan berlangsung hingga akhir tahun. Berdasarkan pernyataan resmi, Irak akan mengurangi produksinya sebesar 211.000 barel per hari.

UEA mengatakan akan memangkas produksi sebesar 144.000 bpd, Kuwait mengumumkan pemotongan 128.000 bpd sementara Oman mengumumkan pemotongan 40.000 bpd, dan Aljazair mengatakan akan memangkas produksinya sebesar 48.000 bpd. Kazakhstan juga akan memangkas produksi sebesar 78.000 bpd.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak juga menyatakan bahwa Moskow akan memperpanjang pemangkasan produksi yang dilakukan secara sukarela ini sebesar 500.000 barel per hari hingga akhir tahun 2023. Moskow mengumumkan pemangkasan produksi  secara sepihak tersebut pada bulan Februari setelah pengenalan batas harga Barat.

Sumber Reuters di OPEC+ mengatakan Gabon juga akan melakukan pemangkasan produksi secara sukarela sebesar 8.000 barel per hari. Tidak semua anggota OPEC+ bergabung dengan langkah tersebut karena beberapa sudah memproduksi jauh di bawah tingkat yang disepakati karena kurangnya kapasitas.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...