Kerja Sama Proyek Baterai Listrik Antam dan LG Makin Dekati Rampung

Muhamad Fajar Riyandanu
6 April 2023, 16:51
Foto udara aktivitas pemurnian nikel di areal pabrik smelter milik PT Antam di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sabtu (17/12/2022).
ANTARA FOTO/Jojon/hp.
Foto udara aktivitas pemurnian nikel di areal pabrik smelter milik PT Antam di Kecamatan Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Sabtu (17/12/2022).

Proyek patungan pabrik baterai listrik PT Aneka Tambang (Antam) bersama konsorsium LG Energy Solution (LGES) terus berjalan. Direktur Utama PT Antam, Nico Kanter, menyampaikan bahwa kesepakatan kerja sama pengembangan baterai kendaraan listrik bernilai US$ 8 miliar atau sekira Rp 122,79 triliun itu sempat tertahan karena terjadi perubahan mitra pada konsorsium LGES.

Nico menyampaikan, bahwa urusan tersebut sudah menemui titik terang dan akan difinalisasi lewat pertemuan pemerintah melalui Menteri Investasi, Bahlil Lahadalila dengan pihak LGES pada Jumat (7/5) besok.

"Soal kerja sama dengan LG agak sedikit tertahan karena mereka itu mengubah komposisi soal mitranya, konsorsiumnya. Itu saja," kata Nico di Jakarta, Kamis (6/4).

Dalam Proyek tersebut, Antam berperan sebagai seluruh pemasok bijih Nikel sebanyak 16 juta ton per tahun. Bijih nikel tersebut akan diolah dengan teknologi Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) dan teknologi Teknologi High Pressure Acid Leaching atau HPAL.

Pengolahan bijih Nikel dengan suhu tinggi merupakan proses pembuatan bahan baku sel baterai berupa nikel sulfat, precursor dan katoda. Proyek produksi baterai listrik yang ditarget berjalan paling lambat pada 2026 ini kerap disebut sebagai 'Proyek Titan'.

Keterlibatan Antam dalam Proyek Titan berawal dari langkah Holding industri pertambangan Mining Industry Indonesia atau MIND ID yang membentuk usaha patungan atau joint venture (JV) dengan pabrikan teknologi asal Korea Selatan itu untuk mengembangkan baterai listrik di dalam negeri.

MIND ID turut masuk ke dalam bisnis produksi baterai listrik dan kendaraan listrik melalui Indonesia Battery Corporation atau IBC. IBC merupakan holding pabrik baterai listrik Indonesia yang terdiri dari MIND ID melalui PT Aneka Tambang (Antam), Pertamina dan PLN. MIND ID memegang 25% saham IBC.

Sebagai pihak pemasok bijih nikel, Antam telah melakukan spin off atau pemisahan anak perusahaan dari induk perusahaan untuk menghasilkan perusahaan baru di segmen bisnis nikel mereka senilai Rp9,8 triliun.

Upaya spin off tersebut menghasilkan dua anak usaha baru, yakni PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA) yang masing-masing menerima amanat untuk menjadi bagian konsorsium dari dua proyek pengembangan ekosistem kendaraan listrik domestik.

Halaman:
Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...