Berita Baterai Listrik Terbaru dan Terkini Hari Ini - Katadata.co.id

Pelaksanaan standarisasi baterai motor listrik yang digodok oleh badan usaha pemerintah IBC bersama tiga pabrikan motor listrik domestik, yakni Gesits, Alva, dan Volta, akan berjalan awal tahun depan.

Salah satunya investasi yang besar adalah Contemporary Amperex Technology (CATL) yang menanamkan modal US$ 5,2 miliar untuk pabrik baterai listrik.

Pabrik baterai listrik hasil kerja sama LG Energy Solution (LGES) dan Hyundai Group di Karawang, Jawa Barat bakal beroperasi pada Februari 2024.

Indonesia berpotensi menjadi negara dengan ekosistem kendaraan listrik terbesar di dunia. Hal tersebut karena sumber daya nikel di Indonesia sangat besar mencapai 25% dari cadangan dunia.

MIND ID berencana membangun pabrik baterai kendaraan listrik berkapasitas 15 Gigawatt (GW) pada 2027 mendatang. Nilai proyek tersebut ditaksir mencapai US$ 12 miliar atau Rp 183,9 triliun.

Standardisasi komponen baterai dinilai menjadi kunci penting dalam meningkatkan populasi kendaraan listrik, terutama motor listrik dan motor listrik hasil konversi.

PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia sedang membangun dua pabrik baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Trimegah Bangun Persada melalui entitas asosiasinya, PT Halmahera Persada Lygend (HPL) resmi melakukan ekspor perdana nikel sulfat pada Jumat (16/6) ini sebanyak 5.584 ton ke Cina.

Antam mengalokasikan Rp 10-14 triliun untuk capex sepanjang tahun 2023.

Pembangunan pabrik Foxconn di Indonesia ditunda setelah sebelumnya ditargetkan groundbreaking pada awal 2023.

Kemenperin mengundang investor global untuk masuk ke dalam proyek hilirisasi nikel untuk mendukung pengembangan ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia.

Tiga smelter nikel berteknologi HPAL telah beroperasi memproduksi bahan baku untuk baterai kendaraan listrik 965.000 ton per tahun. Sedangkan satu smelter masih dalam tahap feasibility study.

Kementerian BUMN menagih komitmen LG Energy Solution (LGES) dan Hyundai Group untuk segera memberikan porsi 5% saham proyek pabrik baterai listrik kepada IBC.

PT Indonesia Battery Corporation atau IBC membutuhkan pendanaan minimal US$ 55 juta atau sekira Rp 822,8 miliar untuk mengakuisisi 5% saham di proyek pabrik baterai listrik.

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan Indonesia siap menjadi pemasok baterai kendaraan listrik ke Amerika Serikat.