Harga Batu Bara Anjlok, Arutmin Tak Capai Target Produksi di Batulicin
Arutmin Indonesia berpotensi tidak mencapai target produksi batu bara di Tambang Batulicin yang berlokasi di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Tahun ini Tambang Batulicin ditargetkan memproduksi 7,5 juta metrik ton batu bara. Hingga kuartal III 2023, Batulicin sudah memproduksi empat juta ton.
Tambang Batulicin saat ini hanya memiliki satu tambang aktif yakni Blok Sarongga yang berada di Desa Sungai Dua, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
“Kemungkinan sih tidak tercapai, kemungkinan hanya produksi sekitar enam juta saja tahun ini,” kata Kepala Teknik Tambang Batulicin dan Satui Cipto Prayitno saat ditemui di Kantor Tambang Batulicin pada Rabu (25/10).
Penyebab tidak tercapainya target ini karena pengaruh dari harga batu bara yang mengalami penurunan. “Batu bara disini kalorinya lebih rendah, jadi secara pasar pun mungkin masih sedikit. Harga makin turun berpengaruh kepada produksi disini sehingga dibutuhkan penyesuaian,” kata Cipto.
Cipto menyebut, Tambang Batulicin ini termasuk tambang yang mengandung batubara dalam kategori Harga Batu Bara Acuan (HBA) golongan III. Untuk HBA golongan III pada Oktober dengan kesetaraan nilai kalor 3.400 kcal per kg GAR seharga US$ 25,50 per ton, turun tajam 19,86% dari harga September di level US$ 31,82 per ton.
Tambang Batulicin saat ini masih memiliki cadangan batu bara mencapai 130 juta ton. Dengan perkiraan produksi 7,5 juta ton per tahun, kemungkinan tambang ini dapat berproduksi hingga 20 tahun ke depan.
Cipto menyebut hingga saat ini belum ada rencana pembukaan eksplorasi baru di Tambang Batulicin, hanya melakukan penambangan di blok Sarongga saja.
Pemerintah menargetkan produksi batu bara tahun ini sebesar 695 juta ton. Target produksi 2023 itu naik 4,82% dibandingkan target tahun lalu 663 juta ton. Jika tercapai, ini akan menjadi capaian produksi tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Realisasi produksi batu bara sepanjang 2022 mencapai 687 juta ton atau 104% dari target. “Tahun ini target produksi mencapai 695 juta ton dan kebutuhan dalam negeri 177 juta ton,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif saat Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM 2022 dan Program Kerja 2023 di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/1).
Dari target produksi tersebut, pemerintah menetapkan kuota ekspor sebesar 518 juta ton, naik 4,2% dari alokasi tahun lalu di level 497 juta ton.