Pupuk Indonesia Ikat Komitmen Gas Blok Masela untuk Pabrik Amonia Biru
PT Pupuk Indonesia berencana membangun pabrik blue ammonia atau amonia biru dengan memanfaatkan pasokan gas dari Blok Masela. SVP Pengembangan Pupuk Indonesia, Herdijanto Utomo, mengatakan pihaknya telah menandatangani nota kesepahaman atau MOU dengan Inpex Masela Ltd.
“Jadi Pupuk Indonesia sudah ber-MOU dengan Inpex untuk kebutuhan gas 150 MMscfd (juta standar kaki kubik per hari,” kata Herdijanto saat ditemui dalam diskusi media di Bekasi pada Rabu (6/12).
Dia mengatakan pengembangan proyek ini terkait amonia biru dan amonia urea. Tak hanya itu, dia menjelaskan kebutuhan gas dari Blok Masela ini berpotensi meningkat ke angka 240 MMscfd. “MOU itu berlaku sejak 2022 hingga 2025 nanti. Kesepakatan kedua belah pihak untuk melakukan joint study,” ujarnya.
Mengenai pembangunan amonia biru ini, Herdijanto menyampaikan sudah melakukan diskusi yang cukup intensif bersama Inpex terkait pengembangan proyek tersebut. Kendati demikian, dia menyebut diskusi mengenai proyek blue amonia ini sempat tersendat.
“Potensi gas disana cukup besar, nah terkait itu targetnya saat ini masih menunggu ya. Kemarin Inpex masih mencari partner ya, kalo gak salah Pertamina akan masuk, jadi jadwalnya kami akan menyesuaikan,”ucapnya.
Herdijanto menjelaskan, dalam MOU proyek blue amonia ini dilakukan oleh Pupuk Indonesia bersama Inpex Masela. Namun terkait pengembangan kedepannya, dia belum menjelaskan apakah tetap dijalankan oleh Pupuk Indonesia atau oleh salah satu anak perusahaannya. “Nanti kami lihat lagi, kalau di Fakfak PKT (PT Pupuk Kaltim),” kata dia.
Kepala Divisi Komersialisasi Minyak dan Gas Bumi SKK Migas Rayendra Sidik menyebut sejalan dengan pengembangan blok gas tersebut, akan dibentuk semacam pengelolaan industri hilirisasi gas, salah satunya proyek Pupuk Indonesia.
“Nanti rencananya akan ada semacam pengelola industri, kita sudah punya tandatangan MOU dengan Pupuk Indonesia, rencananya amonia biru,” kata dia.
Mengenai rencana lebih mendalam, Rayendra mengaku belum bisa menjelaskan hal tersebut. “Apakah akan ada kawasan ekonomi saya terus terang tidak bisa menjawab juga, nanti kita lihat kedepannya seperti apa,” jelasnya.
Sebagai informasi, Blok Masela memiliki cadangan gas sebesar 2,3 triliun standar kaki kubik (TSCF), yang berpotensi menghasilkan gas sebesar 12 miliar kaki kubik per hari (bcf/d). Gas tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, terutama untuk pembangkit listrik, industri, dan transportasi.
Pada 28 November 2023, pemerintah menyetujui Revisi 2 Rencana Pengembangan Lapangan yang Pertama (POD I) Lapangan Abadi di WK Masela.
Revisi 2 menggabungkan kegiatan Carbon Capture Storage (CCS) ke dalam ruang lingkup proyek untuk menangkap CO2 asli dan menyimpannya kembali di Lapangan Abadi. Target awal proyek ini adalah pada tahun 2030.
Total cadangan gas Lapangan Abadi adalah sebesar 18,54 TSCF dengan kumulatif produksi gas 16,38 TSCF (gross) atau 12,95 TSCF (sales) dan kondensat 255,28 MMSTB. Kapasitas produksi 1.600 MMSCFD + 150 MMSCFD (pipeline), kondensat 35.000 BCPD.