Petrogas Produksi 4.500 Barel Minyak dan 20 Juta Kubik Gas per Hari
RH Petrogas Ltd melalui Petrogas (Basin) Ltd mengelola Blok Kepala Burung dengan menghasilkan lebih dari 4.500 barel minyak dan lebih dari 20 juta standar kaki kubik gas per harinya.
Sejak 1 Januari 2016, Petrogas (Basin) menjadi operator di wilayah kerja tersebut yang berada di Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya dengan total luas wilayah lebih dari 1.000 kilometer persegi.
“Baik produk minyak mentah maupun gas dari Wilayah Kerja Kepala Burung diperuntukkan bagi kebutuhan dan ketahanan energi domestik,” ujar General Manager Petrogas (Basin) Ltd Alfian Telaumbanua di Arar Gas Plant Petrogas (Basin) Ltd, Sorong, Papua, Kamis (21/12).
Wilayah Kerja Kepala Burung memiliki dua fasilitas produksi. Pertama, fasilitas produksi Kasim Production Facility untuk fasilitas produksi minyak mentah dari Lapangan Walio, Wakamuk, Cendrawasih, Kasim, dan Jaya. Kedua, Arar Gas dan LPG Plant, yang merupakan fasilitas produksi gas dari Lapangan Arar dan Klalin.
Selain minyak mentah untuk kebutuhan lokal Papua Barat Daya, produksi gas disuplai ke Perusda Kabupaten Sorong untuk pembangkit tenaga listrik di Kabupaten Sorong dan Kota Sorong, Papua Barat Daya. Selain itu juga untuk suplai gas rumah tangga melalui jaringan gas nasional.
Alfian menyebutkan, sejak 2017, Petrogas (Basin) terus berupaya meningkatkan lifting LPG hasil produksinya. Di tahun 2017 dilakukan 2 kali lifting, 2018 4 kali lifting, 2019 5 kali lifting, 2020 dan 2021 masing-masing 6 kali lifting, 2022 7 kali lifting. Lalu di 2023 ini ditargetkan 9 kali lifting hingga akhir tahun. Lifting minyak adalah minyak hasil produksi yang telah diolah dan siap untuk digunakan.
Dalam upaya menemukan cadangan migas baru yang kemudian akan diproduksikan untuk menambah produksi dan memberikan kontribusi bagi produksi migas nasional, di tahun 2023 Petrogas (Basin) Ltd, sambungnya melakukan dua tajak sumur eksplorasi. Kedua tajak ini dibor di bawah Komitmen Kerja Pasti Wilayah Kerja Kepala Burung dalam kontrak kerja sama yang dimulai pada tahun 2020 lalu.
Di tempat yang sama, Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Shinta Damayanti menyampaikan bahwa Kawasan Indonesia Timur merupakan tumpuan harapan bagi industri hulu migas Tanah Air dalam mencapai target produksi migas 2030.
Yaitu, 1 juta barel per hari dan 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari. Itulah sebabnya, keberadaan Petrogas sebagai kontraktor migas menjadi signifikan.
“Saya meminta agar manajemen KKKS Petrogas Basin Ltd dapat lebih meningkatkan kinerja yang sudah baik di tahun 2023 ini. Untuk menghadapi tahun 2024 agar dapat melakukan persiapan yang lebih baik, sehingga entry level di awal tahun 2024 menjadi optimal sehingga produksi maupun lifting di tahun 2024 dapat mencapai target yang telah ditetapkan,” ujar Shinta.
Shinta menyebutkan, dalam era transisi energi saat ini, gas memainkan peranan yang semakin penting. Sebab tidak hanya menjadi sumber energi dan penerimaan negara, tetapi juga sebagai sumber bahan baku industri dan multiplier effect yang dikontribusikan.
“Untuk itu, kami sangat berharap agar kontribusi yang diberikan oleh KKKS Petrogas Basin Ltd dapat semakin ditingkatkan guna memberikan dampak positif yang besar kepada masyarakat Indonesia dan khususnya bagi masyarakat di Papua,” kata dia.