Rekam Jejak Lifting Migas, Berkali-kali Tak Capai Target

Mela Syaharani
4 Januari 2024, 16:23
lifting migas, produksi migas, apbn
Pertamina Hulu Energi
Ilustrasi lifting migas.
Button AI Summarize

Target lifting migas 2023 lagi-lagi berada di bawah target. Tahun-tahun sebelumnya kejadian serupa juga kerap terjadi.

Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tutuka Ariadji mengatakan terdapat dua faktor yang menyebabkan target tersebut tidak tercapai. Pertama, lapangan-lapangan minyak dan gas bumi Indonesia sudah banyak yang tua. Jumlah cadangannya mulai menurun. 

“Kedua, fasilitas yang ada di lapangan juga sudah tua, sehingga perlu diganti dulu,” kata Tutuka saat ditemui di Kantornya pada Rabu (3/1).

Tutuka mencontohkan di wilayah kerja (WK) Offshore Southeast Sumatra (OSES) sudah dilakukan penggantian pipa. Wilayah kerja ini merupakan salah satu lapangan migas tua yang dimiliki Pertamina.

Penggantian pipa juga akan dilakukan di WK Offshore North West Java. Kalau penggantian fasilitas sudah rampung, harapannya kenaikan produksi bisa terjadi. "Masalahnya masih di situ, jadi kami perbaiki dulu fasilitas-fasilitasnya,” ucapnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan realisasi lifting migas 2023 lebih rendah dibandingkan 2022. Realisasi lifting minyak di 607,5 ribu barel per hari (bph). Angka ini lebih rendah dari asumsi anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN 2023 yang di level 660 ribu bph. 

"Lifting gas 964 ribu barel ekuivalen minyak per hari (BOEPD), lebih rendah dibandingkan asumsi 1,1 juta BOEPD,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Realisasi APBN 2023, di Jakarta pada Selasa lalu. 

Lifting  migas merupakan volume produksi minyak dan gas bumi yang siap untuk dijual. Dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara atau RAPBN 2024 angka lifting minyak ditargetkan mencapai 625 ribu barel per hari. Untuk lifting gas mencapai 1,03 juta barel setara minyak per hari.

SKK MIGAS DAN PHR TINJAU POMPA ANGGUK SUMUR BOR LAPANGAN DURI
POMPA ANGGUK SUMUR BOR LAPANGAN DURI (Katadata / Trion Julianto)

Penurunan Kinerja dan Target 2030

Penurunan kinerja lifting migas ini bukanlah kali pertama terjadi. Angkanya bahkan terus merosot, terutama untuk produksi minyak bumi. 

Dalam 10 tahun terakhir atau sejak 2014, target lifting migas hanya tercapai pada 2016. Lalu, pada 2020 kinerja lifting minyak juga dapat tercapai, meskipun tidak dengan gas buminya.

Kondisi ini ironis di tengah cita-cita pemerintah mematok angka lifting minyak 1 juta barel per hari dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030. 

SKK Migas sebelumnya mengakui target tersebut sangat menantang dan berat lantaran sebagian besar lapangan migas yang sudah mature sehingga produksinya turun secara alamiah. 

“Target satu juta bph cukup atau sangat-sangat menantang dan berat. Karena secara aset mungkin 80% sampai 90% lapangan kita sudah mature, tekanan berkurang, dan lain sebagainya,” kata Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf pada 23 November 2023.

Kendati demikian, Nanang menyebut pemerintah masih terus berusaha meningkatkan recovery factor. Selain itu, pemaksimalan produksi migas juga dilakukan melalui cara-cara lain, seperti menggunakan metode enhanced oil recovery (EOR), kimiawi, bakteri, injeksi karbondioksida (CO2)  atau dengan steam flood

“Kita paling tidak harus mendekati angka tersebut, kalau enggak devisa hanya buat impor,” ujarnya.  “Jika produksi tidak dapat mendekati target maka akan semakin besar kekurangan yang harus ditutupi."

Selain peningkatan produksi, pemerintah juga akan melakukan eksplorasi di beberapa blok seperti sumur Geng North di Kalimantan hingga Blok Andaman.

Halaman:
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...