Harga Minyak Sepekan Turun 1% Meski Konflik Timur Tengah Memanas
Harga minyak mentah turun hingga 1% dalam sepekan terakhir meski kondisi geopolitik di Timur Tengah semakin memanas. Inggris dan Amerika Serikat (AS) membombardir Yaman, basis kelompok Houthi yang juga tidak menurunkan serangannya terhadap kapal tanker di Laut Merah.
Kelompok milisi Houthi masih terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah, terutama yang menuju Israel, sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas dan warga Palestina yang menjadi korban kebrutalan Israel.
Dalam sepekan, harga minyak mentah Brent turun 0,5% sedangkan West Texas Intermediate (WTI) turun 1,1%. Penurunan harga ini disebabkan penurunan tajam harga jual resmi minyak mentah Arab Saudi pada awal pekan ini, dan peningkatan stok minyak mentah AS yang memicu kekhawatiran pasokan.
Namun Brent menutup perdagangan Jumat (12/1) naik 88 sen atau 1,1% ke level US$ 78,29 per barel dan WTI naik 66 sen atau 0,9% menjadi US$ 72,68. Kenaikan harga pada akhir pekan didorong oleh eskalasi konflik di Timur Tengah yang berpotensi meluas hingga ke jalur pelayaran di Semenanjung Arab.
Jumlah kapal tanker minyak yang mengalihkan jalur dari Laut Merah menyusul serangan udara dan laut semalam yang dilakukan AS dan Inggris terhadap sasaran Houthi di Yaman setelah serangan terhadap kapal-kapal oleh kelompok yang didukung Iran.
Meskipun pengalihan tersebut diperkirakan akan meningkatkan biaya dan waktu yang diperlukan untuk mengangkut minyak, pasokan minyak belum terkena dampaknya, kata para analis dan pakar industri, sehingga mengurangi beberapa kenaikan harga sebelumnya.
“Kurangnya pengiriman melalui Laut Merah memang menciptakan masalah transportasi untuk pasokan minyak mentah, dampaknya terhadap pasar minyak fisik, sejauh ini minimal,” kata analis dari Cavanal Hill Investment Management Matt Stephani seperti dikutip Reuters, Sabtu (13/1).
“Jika konflik menyebar ke wilayah lain di semenanjung Arab. pasar minyak mungkin akan bereaksi jauh lebih signifikan,” kata Stephani menambahkan.
Perusahaan tanker Stena Bulk, Hafnia dan Torm semuanya mengatakan mereka telah memutuskan untuk menghentikan semua kapal yang menuju Laut Merah.
Namun, Kepala Otoritas Terusan Suez Osama Rabie mengatakan lalu lintas di kedua arah tetap teratur dan tidak ada kebenaran dalam laporan bahwa navigasi telah ditangguhkan karena perkembangan di Laut Merah.
Serangan AS dan Inggris ini dilakukan sebagai pembalasan atas serangan Houthi sejak Oktober terhadap kapal komersial di Laut Merah sebagai bentuk dukungan terhadap kelompok militan Palestina Hamas dalam perjuangannya melawan Israel.
Peningkatan ketegangan ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa perang Israel-Hamas dapat meluas menjadi konflik yang lebih luas di Timur Tengah, sehingga mengganggu pasokan minyak. Iran menyita sebuah kapal tanker pada hari Kamis yang membawa minyak mentah Irak di selatan selat yang menuju Turki.
Militan Houthi juga secara keliru menargetkan sebuah kapal tanker yang membawa minyak Rusia dalam serangan rudal pada hari Jumat di lepas pantai Yaman, kata perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey.
Pengalihan kapal tanker di sekitar Afrika Selatan juga akan menaikkan tarif angkutan karena kapal mengambil rute yang lebih panjang. Laut Merah, rute utama antara Eropa dan Asia, menyumbang sekitar 15% lalu lintas pelayaran dunia.
AS memperkirakan Houthi akan melakukan upaya pembalasan ketika AS dan Inggris menyerang di 30 lokasi berbeda di Yaman, kata seorang pejabat senior militer AS.
Seorang juru bicara Houthi mengatakan kelompok itu akan terus menargetkan pengiriman menuju Israel. Iran memperingatkan bahwa serangan terhadap Houthi akan memicu “ketidakamanan dan ketidakstabilan” di kawasan, menurut media pemerintah Iran.
Arab Saudi menyerukan untuk menahan diri dan “menghindari eskalasi” dan mengatakan pihaknya memantau situasi dengan penuh keprihatinan.
Hal yang juga mendukung harga minyak adalah Tiongkok membeli minyak mentah dalam jumlah tertinggi pada tahun 2023 karena permintaan pulih dari kemerosotan yang disebabkan oleh pandemi meskipun terdapat hambatan ekonomi di negara konsumen energi terbesar dunia tersebut.
Premi kontrak Brent bulan pertama dibandingkan kontrak enam bulan naik hingga $2,09 per barel pada hari Jumat, tertinggi sejak awal November, sebagai tanda bahwa pasar merasakan pasokan yang lebih ketat untuk pengiriman yang cepat.
Di sisi pasokan, Baker Hughes mengatakan jumlah rig minyak AS, yang merupakan indikator produksi di masa depan, turun dua menjadi 499 pada minggu ini.
Di Libya, juru bicara pengunjuk rasa yang mengancam akan menutup dua fasilitas minyak dan gas di Tripoli mengatakan mereka telah memutuskan untuk memperpanjang batas waktu penutupan fasilitas pada hari Jumat menjadi 24 jam karena ada negosiasi dengan mediator.