Utak-Atik Subsidi BBM demi Makan Siang Gratis, Inflasi Mengintai

Mela Syaharani
21 Februari 2024, 10:01
subsidi bbm, makan siang gratis
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/aww.
Petugas SPBU mengisi BBM jenis solar subsidi di salahsatu SPBU, Kota Bogor, Jawa Barat, Kamis (25/5/2023).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka semakin dekat menuju kursi pemimpin tertinggi negeri ini dengan perolehan suara hasil hitung cepat dan real count KPU sejauh ini mencapai 58%. Artinya, program makan siang gratis semakin mendekati kenyataan.

Namun muncul isu pemangkasan subsidi energi, terutama subsidi BBM, untuk membiayai program ini. Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studie (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan pemangkasan subsidi BBM dapat menciptakan beragam risiko negatif bagi masyarakat.

“Tentu risikonya adalah inflasi karena masyarakat khususnya kelompok rentan miskin tidak punya banyak pilihan kecuali membeli BBM nonsubsidi. Imbasnya transportasi naik, harga pangan juga naik dan efek dominonya tentu ke konsumsi rumah tangga secara keseluruhan,” ujarnya kepada Katadata.co.id, Rabu (21/2).

Menurut Bhima pemangkasan subsidi energi juga harus melihat kondisi ekonomi. “Salah strategi pangkas subsidi BBM bisa turun pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Dia mengatakan bahwa diproyeksikan harga pangan terutama beras dalam dua tahun ke depan masih akan tinggi, kemudian masyarakat daya belinya tertekan karena sempitnya lapangan kerja baru.

Senada, pakar ekonomi energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi juga mengatakan pemangkasan subsidi BBM dapat berdampak kepada inflasi.

“Kalau subsidi BBM dikurangi untuk program makan siang menurut saya ini kebijakan yang tidak tepat karena pengurangan subsidi BBM ini akan memicu inflasi. Kalau inflasi naik maka daya beli masyarakat akan menurun. Saya kira ini berbahaya, karena punya pengaruh terhadap perekonomian,” ujarnya.

Menurut Fahmy program makan siang gratis ini memang pro-rakyat namun tidak memiliki pengaruh ekonomi yang sebanding dengan dampak buruk ekonomi jika subsidi BBM dikurangi.

“Jadi pengurangan subsidi itu menaikkan harga BBM tadi. Ini dampaknya cukup signifikan, program makan siang gratis ini tidak terlalu berdampak,” ujarnya.

Fahmy menyebut, jika pemerintah selanjutnya ingin merealisasikan program makan siang gratis sebaiknya tidak dilakukan dengan pengurangan subsidi yang berdampak pada kenaikan harga BBM, namun lebih fokus kepada pembatasan BBM subsidi.

“Karena subsidi BBM tidak tepat sasaran, yang mengakibatkan jumlah salah sasarannya cukup besar. Nah angka itu kalau mau digunakan program makan siang gratis sebetulnya bisa, cuman bagaimana membatasi tadi,” ucapnya.

Fahmy mengatakan untuk melakukan pembatasan pemberian BBM subsidi agar lebih tepat sasaran dapat dilakukan melalui penerbitan regulasi baru. “Pemerintah bisa pakai Peraturan Presiden, bahwa yang berhak membeli BBM subsidi adalah sepeda motor dan angkutan umum saja,” kata dia.

“Jadi kalau memang mau dialihkan subsidi, ya dengan cara membatasi subsidi BBM tepat sasaran atau dana yang tidak digunakan subsidi itu bisa digunakan untuk program makan siang gratis,” lanjutnya.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...