ESDM akan Teruskan Program Rice Cooker Gratis, Tunggu Alokasi Anggaran
Kementerian ESDM tengah mengevaluasi program pembagian rice cooker gratis yang dihentikan pada awal tahun ini. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu mengungkapkan bahwa program ini akan dilanjutkan.
Dia mengungkapkan bahwa Kementerian ESDM tengah menyiapkan anggarannya.“Direncanakan dilanjutkan, nanti kami harap seperti bantuan pasang baru listrik (BPBL) yang sudah ada anggarannya. Kami dorong rice cooker juga ada anggarannya,” ujarnya saat ditemui di Kementerian ESDM pada Kamis (29/2).
Menurut Jisman program ini dilanjutkan sebab memberikan banyak manfaat. “Bisa kurangi impor gas kemudian konsumsi listrik per kapita naik dan lebih green,” ujarnya.
Mengenai rencana penyaluran rice cooker 2024, Jisman menyebut akan dibuat setelah adanya alokasi anggaran. “Nanti anggarannya dibuat dulu baru nanti pengadaan,” kata dia.
Berbicara anggaran, Jisman mengatakan saat ini belum ada rancangan alokasi anggaran rice cooker gratis 2024. “Belum ada, tapi yang kemarin kan targetnya 500 ribu, terealisasi 342 ribu lebih. Memang waktunya sempit, kemudian kita menjaga good corporate governance untuk pemberian rice cooker tersebut,” ujar Jisman.
Jisman mengatakan Kementerian ESDM sedang melakukan evaluasi target penyaluran program rice cooker. “Lagi dibuat sekarang, program ini sudah dilaksanakan ini dievaluasi dan manfaat dari program ini seperti apa,” ucapnya.
Meski berencana dilanjutkan, pada minggu lalu saat ditemui awak media di Jakarta pada Rabu (21/2) Jisman sempat menyebut program rice cooker berpotensi tidak dilanjutkan. “Program rice cooker tidak bisa mencapai target. Tidak semua tersalurkan, angkanya 324 ribu unit,” kata Jisman kepada wartawan di Jakarta dikutip Kamis (22/2).
Pada Januari lalu realisasi pembagian alat memasak nasi atau rice cooker gratis mencapai 68,5% dari target. Sepanjang 2023 pemerintah telah menyalurkan 342.621 rice cooker dari target 500 ribu unit, kepada target sasaran di 36 provinsi, dengan 325 kabupaten atau kota, 2460 kecamatan, dan 12.961 desa atau kelurahan.
Berdasarkan paparan Kementerian ESDM, wilayah dengan realisasi rice cooker sudah dilakukan di Indonesia, dengan porsi terbesar ada di Jawa-Bali sebanyak 192.890 unit (56,30%).
Mengacu pada data tersebut, masih ada 157 ribu unit rice cooker yang belum tersalurkan. Jisman menjelaskan nasib sisa rice cooker yang belum sempat tersalurkan akan dikembalikan kepada negara.
“Target 500 ribu unit, sudah tersalur 342 ribu unit. Sisanya dikembalikan ke negara uangnya. Nanti kami lihat apakah tahun ini mau dilanjutkan atau tidak,” ujarnya.
Jisman menyampaikan, alasan tidak tersalurkannya seluruh target rice cooker ini sebab terkendala oleh waktu dan data. “Karena waktunya sempit kemarin. Jadi kita jangan sembarangan dengan data. Jadi itu frame yang bisa diverifikasi di lapangan, ada secara administrasi sudah didukung untuk bisa kami berikan,” ucapnya.