Soal Kebijakan Pasokan, Putin: OPEC+ Inginkan Stabilitas Harga Minyak
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa keputusan OPEC+ memperpanjang kebijakan pengurangan pasokan secara sukarela hingga kuartal II tahun ini demi harga minyak yang lebih stabil.
“Kami tidak akan menaikkan harga minyak terus menerus, karena itu berdampak buruk terhadap industri, berdampak buruk pada konsumen. Tapi kami menginginkan stabilitas, sejauh ini kami mampu mencapainya,” ujarnya seperti dikutip dari Interfax, Rabu (6/3).
Dia menambahkan bahwa tujuan dari kebijakan OPEC+ adalah untuk mengatur harga di pasar. Sejalan dengan OPEC+ Rusia juga meningkatkan pengurangan pasokan minyak hingga kuartal kedua tahun ini sebesar 471.000 barel per hari (bph).
Eksportir minyak global terbesar kedua di dunia ini telah memangkas ekspor minyak mentah dan bahan bakar sebesar 500.000 bph pada kuartal pertama, di samping janji sebelumnya untuk mengurangi produksi bersama dengan anggota kelompok OPEC+ lainnya.
“Rusia berencana untuk secara bertahap mengurangi pengurangan ekspor,” kata Perdana Menteri Alexander Novak dalam sebuah pernyataan pada Minggu (4/3).
Pada April, Rusia akan mengurangi produksi sebesar 350.000 bph dan mengurangi ekspor sebesar 121.000 bph. Pada Mei, pengurangan produksi tambahan akan sebesar 400.000 bph dan pengurangan ekspor sebesar 71.000 bph.
“Pada Juni, semua pengurangan tambahan akan berasal dari produksi minyak,” kata Novak menambahkan tanpa menyebutkan pengurangan ekspor BBM yang produksinya telah menurun sejak awal tahun ini karena serangan drone Ukraina ke infrastruktur kelistrikan Rusia.
Pengurangan volume penyulingan berarti lebih banyak minyak mentah Rusia yang tersedia, sehingga memfasilitasi pengurangan produksi minyak. “Pemotongan ekspor akan dilakukan dari rata-rata tingkat ekspor bulan Mei dan Juni 2023,” kata Novak.
Rusia berjanji pada April 2023 untuk secara sukarela mengurangi produksi minyak mentahnya sebesar 500.000 bph hingga akhir 2024 menjadi sekitar 9,5 juta bph.
Belum jelas berapa tingkat kuota produksi Rusia setelah pernyataan novak pada akhir pekan lalu. Namun, produksi diperkirakan akan turun hingga hampir 9 juta bph pada Juni, jika pengurangan tersebut dilaksanakan sesuai rencana. Novak juga tidak menyebutkan larangan ekspor bensin Rusia selama enam bulan mulai 1 Maret.
Perdagangan minyak mentah dan bahan bakar Rusia berada di bawah sanksi Barat atas konflik Ukraina, sementara Amerika Serikat bulan lalu juga menjatuhkan sanksi terhadap kelompok kapal tanker terkemuka Rusia Sovcomflot.
Sumber industri mengatakan bahwa Rusia terpaksa mengurangi produksi akibat sanksi baru tersebut, dan menambahkan: “tidak perlu memproduksi lebih banyak daripada yang bisa dijual Rusia”.