Bos SKK Migas Ungkap Kendala Investasi Migas 2023 Tak Capai Target
Investasi sektor hulu migas 2023 gagal mencapai target. SKK Migas melaporkan pada tahun lalu investasi migas mencapai US$ 13,7 miliar atau 86,7% dari target US$ 15,56 miliar. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan hal ini terjadi akibat adanya beberapa kendala.
“Investasi 2023 ini terkendala pengeboran sumur pengembangan karena safety stand down awal tahun, ketersediaan rig, tenaga kerja, serta banjir di beberapa lokasi. Namun sekarang sudah surut dan mulai aktif lagi,” kata Dwi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI pada Rabu (13/3).
Kendati demikian, Dwi menyebut realisasi investasi 2023 masih lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya. “Meningkat 13% dari 2022 dan lebih tinggi 5% dari target jangka panjang (LTP) yang sudah ditetapkan. Kemudian angka ini juga di atas tren investasi E&P global,” ujarnya.
Sementara itu, Dwi menyebut untuk target investasi 2024 di sektor hulu migas adalah US$ 17,7 miliar atau meningkat 29% dari realisasi 2023. “Ini adalah target yang waktu itu diperkirakan untuk bisa mencapai LTP kami,” ucapnya.
Sebagai informasi, meski tidak mencapai target namun realisasi investasi hulu migas pada 2023 itu merupakan capaian tertinggi sejak 2016 atau dalam 8 tahun terakhir.
Sebelumya Dwi mengatakan bahwa terus meningkatnya investasi hulu migas dalam 8 tahun terakhir menunjukkan bahwa upaya-upaya pemerintah dan SKK Migas untuk meningkatkan iklim investasi mampu mengembalikan kepercayaan investor untuk kembali melirik sektor ini.
Dwi menambahkan ditengah berbagai tantangan yang ada, sektor hulu migas mampu melakukan konsolidasi dan menemukan jalan untuk dapat pulih lebih cepat akibat pandemi Covid-19 serta mampu berperan secara tepat di tengah transisi energi sehingga hulu migas tetap menjadi salah satu tujuan investasi di Indonesia.
“Kami bersyukur selain melalui program kerja yang masif dan agresif, pelaksanaan transformasi hulu migas sesuai rencana strategis Indonesia Oil & Gas 4.0 berjalan dengan baik, yang hasilnya dapat terlihat dengan semakin masifnya investasi di sektor hulu migas, meskipun di tengah munculnya tantangan baru yaitu berkembangnya investasi di sektor energi bersih,” ujarnya, Jumat (12/1).