ESDM: Perang Iran - Israel akan Kerek Harga Minyak hingga US$ 10/barel
“Sampai saat ini belum, karena menurut saya sebaiknya kita (cermat) step by step dalam hal kebijakan. Dalam hal persiapan kemungkinan terburuk kami lakukan, tapi dalam kebijakan keputusan jangan cepat-cepat. Saat ini kami melihat lonjakan, jadi kalau lonjakan ini tidak perlu direspon segera,” kata dia.
Tutuka mengatakan dengan adanya keadaan ini seluruh pihak harus bersiap-siap akan kemungkinan terburuk yang dapat terjadi. Kendati demikian, hingga saat ini Tutuka mengatakan anggaran subsidi BBM masih aman jika konflik Iran-Israel hanya berlangsung singkat.
“Kalau sekarang sudah kontrak ke depan jadi kalau tidak ada sesuatu yang ekstrem sekali saya kira masih oke dan cadangan nasional crude kita plus yang ada di kapal in transit 30 hari. Lalu 10 hari yang ada di refinery, plus 15 hari lagi, totalnya 30 harian. Kalau LPG BBM saya kira aman. Kalau dari situ Insya Allah kita aman,” ujarnya.
Sebelumnya, Tutuka menjabarkan bahwa setiap kenaikan ICP US$ 5 per barel akan menambah subsidi BBM sebesar Rp 190 miliar. Kenaikan serupa juga berdampak pada penambahan subsidi LPG sejumlah Rp 5,04 triliun.
Peningkatan ICP US$ 5 per barel juga ikut berdampak pada kompensasi solar bertambah Rp 6,42 triliun. "Ini sangat tidak menguntungkan untuk Indonesia," ujar Tutuka.