Fasilitas FPSO Proyek Migas Forel Bronang Masuki Tahap Commissioning

Mela Syaharani
4 Juli 2024, 17:24
migas, skk migas, forel bronang
SKK Migas
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto meninjau proyek FPSO Marlin Natuna yang akan mendukung onstreamnya proyek migas Forel Bronang tahun ini.
Button AI Summarize

SKK Migas melaporkan proyek konversi kapal tanker menjadi unit penyimpanan dan pembongkaran produksi migas terapung atau FPSO (Floating Storage Production and Offloading) telah memasuki tahap commissioning atau pengetesan secara parsial.

“FPSO ini dibangun untuk peningkatan produksi gas dan direncanakan akan sail away atau berlayar pada Agustus, dan digunakan pada saat proyek Forel Onstream atau mulai produksi di kuartal empat 2024,“ kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam siaran pers, dikutip Kamis (4/7).

FPSO ini memiliki kapasitas produksi 250 ribu barel minyak per hari atau BOPD, diberi nama FPSO Marlin Natuna. Dwi mengatakan konversi kapal tanker ke FPSO ini merupakan bagian dari upaya penting SKK Migas dan KKKS Medco Energi meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas guna mendukung ketersediaan energi nasional.

Direktur & Chief Operating Officer Medco Energi Ronald Gunawan mengatakan FPSO ini dijadwalkan akan digunakan pada proyek Forel area di Kepulauan Natuna dengan kontribusi 10 ribu BOPD.

“Kami tengah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam penyelesaian pembuatan fasilitas produksi tersebut. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga proyek ini terus berjalan dengan aman,” ujar Ronald Gunawan.

Saat ini, Medco E&P Natuna juga sedang melakukan pengeboran sumur lepas pantai atau offshore untuk mengembangkan lapangan gas West Belut dan Terubuk. West Belut diharapkan akan selesai di Q4 tahun ini, sedangkan lapangan gas Terubuk dijadwalkan akan selesai di Q3 2025.

Kendala Proyek

Sebelumnya, SKK Migas mengatakan bahwa produksi atau onstream proyek Forel Bronang rencananya akan terlaksana pada Oktober 2024.

“Insya Allah Oktober mungkin onstream. Dari tahun lalu harusnya onstream,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral pada Rabu (26/6).

Dwi mengatakan kemunduran jadwal onstream ini berkaitan dengan kendala penyedia fasilitas FPSO. “Jadi FPSO nya itu terkendala finansial sehingga tidak bisa menyelesaikan cepat dan harus disupport oleh Medco sendiri,” ujarnya.

Pada awal tahun ini Dwi mengatakan bahwa kemunduran jadwal onstream Forel Bronang berdampak pada tertundanya produksi pada 2023.

Dwi menyebut Forel seharusnya dapat menambah jumlah produksi itu harusnya menambah produksi minyak mencapai 10 ribu BOPD. Selain minyak, proyek ini juga menghasilkan gas bumi sebesar 43 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).

“Ini yang harusnya onstream Oktober 2023 bergeser, mudah-mudahan semester 1 2024. Itu saja yang bergeser ke 2024,” kata dia (30/11/23).

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...