PT Timah Habiskan Rp 38 M Eksplorasi di Perairan Bangka dan Kundur
PT Timah Tbk melaporkan telah mengeksplorasi perairan Bangka dan Kundur selama kuartal II 2024. Kegiatan ini berfokus pada komoditas timah yang menghabiskan biaya Rp 38,7 miliar.
“Eksplorasi di Perairan Bangka dan Perairan Kundur dengan menggunakan tiga unit kapal bor dan satu unit ponton bor pada April, empat unit kapal bor di Mei dan lima unit kapal bor di Juni dengan total meter bor 7.767,80 meter,” tulis PT Timah Tbk dalam keterbukaan informasi pada Bursa Efek Indonesia, dikutip Kamis (11/7).
Selain eksplorasi di perairan, pada kuartal II lalu PT Timah juga melakukan kegiatan eksplorasi di darat. Meliputi pemetaan, survey geomagnet dan pemboran timah (primer dan alluvial) dan pemboran pandu di Pulau Bangka dan Belitung, dengan total meter bor sebanyak 635,25 meter.
PT Timah melaporkan pada kuartal II 2024 pihaknya akan melakukan evaluasi dan melanjutkan kegiatan bulan sebelumnya. “Kegiatan pemboran di laut direncanakan menggunakan lima kapal bor di Juli yang dialokasikan di Perairan Bangka dan Kundur,” ujarnya.
Sementara itu untuk eksplorasi darat bulan ini akan dilakukan pemboran timah baik primer dan alluvial serta bor pandu di Pulau Bangka dan Belitung, survei geofisika ground magnetic di daerah penyamun (bangka) serta survey topografi di Bangka dan Belitung.
Sebelumnya, PT Timah Tbk menargetkan produksi bijih timah sebanyak 30 ribu ton pada 2024. Target tersebut naik dua kali lipat dibandingkan dengan produksi di 2023 sebanyak 14 ribu ton.
Direktur Utama PT Timah Tbk Ahmad Dani Virsal mengatakan kenaikan target produksi bijih timah itu merupakan salah satu strategi perusahaan untuk mencetak laba dan meningkatkan tata kelola perusahaan.
Perusahaan memproyeksikan ekspor timah ke negara-negara Asia akan berkontribusi sebesar 50% terhadap total pendapatan TINS pada tahun ini. Negara-negara Asia yang menjadi tujuan ekspor timah adalah Korea Selatan, Jepang, Cina, dan Taiwan.
Sementara itu, penjualan di pasar domestik akan difokuskan untuk kebutuhan industri elektronik. Ahmad Dani juga mengatakan, tahun ini perusahaan akan menggelontorkan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 700 miliar.
Belanja modal itu akan dialokasikan untuk perbaikan alat kerja, pengembangan, dan pemeliharaan. TINS juga akan mengalokasikan belanja modal untuk pembelian kapal untuk mendukung produksi dan penambahan infrastruktur perusahaan. “Kami akan mengatur cash flow agar tetap positif,” ujarnya beberapa waktu lalu, Rabu (3/4).