Kantongi Perpanjangan Izin, Freeport Ekspor Konsentrat Tembaga 150.000 Ton/Bulan

Ringkasan
- PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) akan mengadopsi strategi multikategori yang kuat dan inovasi berkelanjutan untuk meningkatkan pangsa pasar pada segmen rokok golongan I, menekankan pada sigaret kretek mesin tar rendah (SKM LT) dan sigaret putih mesin (SPM), serta memperkuat ekuitas merek khususnya pada Sampoerna A dan Marlboro.
- Perusahaan bertujuan menumbuhkan segmen sigaret kretek mesin tar tinggi (SKM HT) melalui aktivasi program yang ditujukan bagi konsumen dewasa, sambil meningkatkan kreativitas dalam portfolio mereka dan mendorong pertumbuhan produk bebas asap dengan memanfaatkan teknologi digital dan ekspansi pasar.
- Meskipun laba HM Sampoerna menurun sebesar 11,55% menjadi Rp 3,31 triliun di semester pertama 2024, perusahaan berhasil mencatatkan kenaikan penjualan bersih sebesar 2,96% menjadi Rp 57,81 triliun, dengan penjualan sigaret kretek mesin sebagai kontributor terbesar pendapatan.

PT Freeport Indonesia (PTFI) melaporkan bahwa ekspor konsentrat tembaga mereka berjalan lancar usai mendapatkan perpanjangan izin ekspor hingga akhir Desember 2024.
“Kami mendapatkan izin kira-kira tanggal 20-an Juni, jadi kurang lebih baru dua bulan. Ekspor kami sebulannya kira-kira bisa mencapai 150 ribu ton konsentrat tembaga,” kata Direktur Utama PTFI Tony Wenas saat ditemui di Kementerian ESDM pada Kamis (22/8).
Tony mengatakan PTFI mengekspor konsentrat tembaga ke banyak negara, beberapa diantaranya seperti Cina, Korea Selatan, Jepang, dan Filipina. PTFI menargetkan total ekspor konsentrat tembaga mereka mencapai 900 ribu ton hingga akhir Desember 2024.
Tony menjelaskan, dengan kinerja ekspor 150 ribu ton konsentrat tembaga, maka harapannya pada akhir tahun pihaknya dapat mencapai target tersebut dalam waktu enam bulan.
Terhitung sejak akhir Juni ketika perpanjang diberikan hingga akhir desember 2024. “Doakan saja, kalau tercapai penerimaan negara jadi lebih banyak,” ujarnya.
Untuk diketahui, izin ekspor konsentrat dan lumpur anoda PTFI sebelumnya telah berakhir pada 31 Mei 2024, dan PTFI tidak mengekspor konsentrat tembaga atau anode slime selama perpanjangan belum diberikan.
Sebagai catatan, terdapat perbedaan tanggal pemberian perpanjangan izin ini. Tony wenas mengatakan izin tersebut keluar pada 20-an Juni, namun berdasarkan keterangan resmi Freeport McMoran, perpanjangan izin baru diterima pada awal Juli.
Freeport McMoran (FCX) melaporkan bahwa penjualan tembaga pada kuartal II 2024 mengalami penurunan. FCX menulis, penurunan ini salah satunya disebabkan oleh kinerja PT Freeport Indonesia (PTFI).
“Capaian ini akibat penundaan pengiriman di Indonesia terkait dengan waktu perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga PTFI yang baru diberikan pada Juli 2024,” tulis FCX dalam laporannya, dikutip Kamis (25/7).
Dalam laporan kinerja perusahaan disebutkan bahwa penjualan tembaga pada kuartal kedua 2024 sebesar 931 juta pon, 5% lebih rendah dari estimasi April 2024 sebesar 975 juta pon dan 10% lebih rendah dari penjualan kuartal kedua 2023 sebesar satu miliar pon.
Tidak hanya tembaga, penjualan emas juga turun. Pada kuartal II 2024 penjualan emas mencapai 361 ribu ons atau lebih rendah 28% dibandingkan dengan estimasi pada April 2024 sebesar 500 ribu ons, dan 27% lebih rendah dibandingkan kuartal II 2023 sebesar 495 ribu ons.
FCX menulis, hal ini juga disebabkan oleh penundaan pengiriman lumpur anoda dari PTFI akibat perpanjangan izin ekspor yang baru diberikan awal Juli ini.