ITMG Prediksi Harga Batu Bara 2025 Stabil di Kisaran US$ 125-150 per Ton

Mela Syaharani
28 Agustus 2024, 18:12
harga batu bara, itmg
ANTARA FOTO/Andri Saputra/foc.
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk yang didatangkan dari Samarinda di Pelabuhan PLTU Tidore Kepulauan, Maluku Utara, Kamis (4/1/2023). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat alokasi penggunaan batubara dalam negeri pembangkit dan industri dalam lima tahun ke depan akan naik 165 juta ton menjadi 208,5 juta ton di tahun 2025 yang didominasi oleh pembangkit listrik.
Button AI Summarize

PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) memperkirakan harga batu bara pada 2025 masih cukup stabil.

“Dengan kisaran di level-level US$ 125 sampai dengan US$ 150. Angka US$ 125 kami melihat di sisi downside-nya, sedangkan US$ 150 kami melihat dari sisi upside-nya,” kata Direktur ITMG Yulius Kurniawan Gozali dalam Pubex 2024 yang dipantau secara daring pada Rabu (28/8).

Yulius menyebut ITMG melihat bahwa ekonomi pada 2025 masih akan bertumbuh, bahkan ke arah yang lebih baik dari kondisi saat ini. Terutama bagi ekonomi dari negara-negara pengimpor batu bara seperti Cina dan India yang ekonominya tumbuh cukup pesat saat ini.

“Dari sisi supply kami melihat juga cukup stabil dari Indonesia, walaupun dari 2023 ke 2024 kenaikan supply dari volume produksi yang cukup tinggi, namun angka 2025 kami perkirakan tidak akan naik cukup drastis,” ujarnya.

Sehingga berdasarkan analogi seperti itu, Yulius menyebut ITMG memperkirakan harga batu bara masih akan stabil. Namun hal ini dapat berubah jika ada situasi yang insidental.

“Misalnya keadaan geopolitik memanas, yang dapat membuat supply batu bara menurun cukup drastis,” ucapnya.

Untuk diketahui, pada 2024 ITMG berencana memproduksi batu bara sebanyak 19,5-20,2 juta ton. Angka ini meningkat 30% dibandingkan produksi tahun lalu. Pada semester pertama 2024, ITMG berhasil memproduksi 9,3 juta ton batu bara atau 46% dari target produksi yang ditetapkan.

“Perusahaan menargetkan kenaikan target produksi di triwulan yang ketiga, yaitu sebesar 5,6 juta ton, guna mendukung kenaikan volume penjualan di semester kedua tahun ini,” kata dia.

Laba Merosot

Sebelumnya, ITMG mencatatkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 129,07 juta atau setara Rp 2,04 triliun dengan asumsi kurs Rp 15.832 per dolar Amerika Serikat (AS).

Laba emiten indeks LQ45 ini merosot 57,95% di semester pertama 2024 dibandingkan periode yang sama 2023 yaitu US$ 306,94 juta. Hal ini seiring dengan penurunan penjualan batu bara.

Melansir dari laporan kinerja perseroan yang diterbitkan pada Selasa (13/8), pendapatan bersih Indo Tambangraya Megah terkikis 19,21% dari US$ 1,29 miliar menjadi US$ 1,04 miliar atau Rp 16,61 triliun.

Pendapatan bersih Indo Tambangraya Megah berasal dari penjualan batu bara US$ 983,67 juta, namun penjualan batu bara ITMG menurun 21,01%. Sedangkan penjualan batu bara ke pihak berelasi masih mencatatkan kenaikan menjadi US$ 52,34 juta dari US$ 51,39 juta.

Beban pokok pendapatan Indo Tambangraya Megah hingga Juni 2024 senilai US$ 774,29 juta dari sebelum US$ 840,94 juta. Biaya penambangan menjadi biang beban pokok pendapatan yang tercatat sebesar US$ 328,96 juta dari sebelum US$ 286,32 juta.

Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...