RI Penuhi Mayoritas Kebutuhan Minyak Domestik dari Impor
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, konsumsi bahan bakar minyak (BBM) nasional mencapai 518 juta barel pada 2023. Mayoritas kebutuhan tersebut dipenuhi dari impor mencapai 57,34% atau 297 juta barel.
“297 juta barel ini terdiri dari 129 juta barel dalam bentuk minyak mentah dan 168 juta barel berbentuk BBM,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung dalam acara Hilir Migas Conference & Expo 2024 yang dipantau secara daring melalui youtube BPH Migas pada Kamis (12/12).
Ia mencatat, produksi minyak dalam negeri hanya mencapai 221 juta barel atau 42,66% kebutuhan. Kebutuhan minyak paling banyak digunakan untuk sektor transportasi yang mencapai 248 juta barel.
"Sektor industri 171 juta barel atau 34%, sektor ketenagalistrikan 38,5 juta barel atau 8%, dan sektor penerbangan 28,5 juta barel atau 6%,” kata Yuliot dalam acara Hilir Migas Conference & Expo 2024 yang dipantau secara daring melalui youtube BPH Migas pada Kamis (12/12).
Cadangan Minyak 4,7 Miliar Barel
Meskipun impor, Yuliot menyampaikan cadangan minyak bumi Indonesia saat ini mencapai 4,7 miliar barel minyak atau BBO. Sedangkan kapasitas penyimpanan BBM nasional saat ini mencapai 8,6 juta kilo liter (KL). Penyimpanan ini terbagi dalam 356 lokasi, terdiri atas 167 lokasi milik Pertamina dan 159 lokasi milik non-Pertamina.
Distribusi BBM dilakukan melalui 9.425 penyalur yang terdiri dari 7.374 SPBU, 618 SPBU kompak, 604 SPBN ini untuk nelayan, dan 289 AMT, dan 580 penyalur BBM satu harga yang tersebar terutama di daerah 3T.
“Prioritas ke depan adalah mendukung upaya pemerintah dalam menjaga ketersediaan dan keterjangkauan energi bagi masyarakat di seluruh pelosok negeri,” ucapnya.
Yuliot juga mengatakan bahwa pemerintah menargetkan 5,5 juta rumah tangga tersambung jaringan gas pada 2030. Dia menyebut target tersebut diharapkan dapat menurunkan impor liquified petroleum gas (LPG) sebesar 550 kilo ton per annum. “Hal ini dapat menghemat subsidi sekitar Rp 5,6 triliun per tahun,” katanya.
Dia mencatat, terdapat 703 ribu rumah tangga yang telah tersambung jargas melalui pembiayaan APBN dan 400 ribu sambungan jargas rumah tangga non-APBN hingga September 2024.
Ia juga menyebut panjang pipa gas bumi di Indonesia terus meningkat setiap tahun. “Hingga November 2024 panjang pipa gas bumi mencapai 22.520 kilometer, dengan rincian panjang pipa transmisi 5.370 kilometer, pipa distribusi 6.272 kilometer, dan pipa jargas 10.877 kilometer,” ujarnya.