Kunjungi Indonesia, Delegasi Tanzania Bahas Investasi Pertamina dan Bisnis LNG
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan pertemuan bersama delegasi Tanzania. Ketua Delegasi GNT (Government Negotiating Team) sekaligus Deputy Permanent Secretary Minister of Energy James Peter Mataragio menyampaikan pertemuan ini sesuai dengan arahan Presiden Tanzania Samia Suluhu Haassan untuk membahas dua hal.
“Misi pertama adalah membahas rencana investasi Pertamina, baik di sisi upstream maupun midstream di Tanzania. Misi kedua adalah untuk belajar tentang pengelolaan LNG (gas alam cair) di Indonesia,” kata Mataragio dalam siaran pers, dikutip Senin (16/12).
GNT Tanzania adalah tim yang dibentuk pemerintah setempat untuk melakukan negosiasi proyek-proyek strategis, terutama dalam sektor energi dan sumber daya alam. GNT terdiri dari perwakilan berbagai kementerian dan lembaga pemerintah Tanzania.
Staf Ahli Bidang Ekonomi Sumber Daya Alam Lana Saria mengatakan kunjungan itu untuk melakukan benchmarking pengelolaan proyek LNG di Indonesia. Ia berharap pertemuan ini akan memulai kerja sama terutama di bidang migas, dan membuka lebih banyak potensi kolaborasi di masa depan.
Tanzania merupakan salah satu negara di kawasan Afrika Timur dengan luas wilayah seluas 947 ribu kilometer persegi dan bergantung pada sektor pertanian. Pada 2010, negara ini memperoleh temuan cadangan gas bumi di wilayah lepas pantai (offshore), disusul dengan penemuan cadangan lainnaya. Total cadangan terbuktinya pada 2016 mencapai 57 triliun kaki kubik (TCF).
Dengan adanya penemuan cadangan gas bumi tersebut, pemerintah Tanzania melakukan studi ke negara-negara lain termasuk Indonesia, terkait pemanfaatan dan pengelolaan LNG.
Direktur Pembinaan Program Migas Mirza Mahendra menyampaikan Indonesia memiliki enam kilang LNG dengan total kapasitas terpasang sebesar 48,10 juta metrik ton per tahun (MMTPA) dan total kapasitas kilang yang beroperasi pada 2024 sebesar 35,25 MMTPA.
Hasil LNG itu sebagian diekspor dengan total mencapai 301 MMBTU sampai dengan semester pertama 2024. Negara tujuannya adalah Cina, Korea Selatan, dan Jepang. "Selain itu juga terdapat beberapa mitra-mitra negara lain yang menjadi tujuan ekspor LNG Indonesia, seperti Taiwan, Amerika Serikat, Uni Eropa, Thailand, Singapora, Papua New Guinea, Pakistan, Meksiko, Kuwait, Myanmar, Bangladesh, India dan Mesir,” kata Mirza.
Berdasarkan catatan neraca perdagangan migas, ekspor LNG nasional pada tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 5,7% dari 562 juta MMBTU menjadi 596 juta MMBTU.