Riset Mandiri: Harga Batu Bara Tak Terdampak Kebijakan Tarif Trump

Andi M. Arief
8 April 2025, 16:05
kebijakan trump, harga batu bara, tarif trump
Youtube/Joint Congressional Committee on Inaugural Ceremonies
Presiden Amerika Serikat Donald Trump Foto: Youtube/Joint Congressional Committee on Inaugural Ceremonies
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan dampak pengenaan tarif baru Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap ekonomi Indonesia. Menurutnya, kebijakan Trump ini mengubah lanskap perekonomian global hanya dalam waktu dua bulan.

“Kebijakan tarif AS menjadikan risiko yang luar biasa," ujarnya dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4).


Sri Mulyani menegaskan pada saat Presiden AS Donald Trump pada 1 April mengeluarkan Perintah Eksekutif berupa pengenaan tarif 10% terhadap Kanada (plus tarif 25% untuk energi), Meksiko dikenakan tarif 25%, dan China dijatuhi tarif 10% telah mengubah tatanan seluruh perkawanan dunia.



Namun, berdasarkan ’Analisa Dampak Perang Dagang Terhadap Ekonomi Indonesia’ yang dikeluarkan Bank Mandiri, perang dagang yang digelorakan Presiden AS Donald Trump tidak terlalu berdampak signifikan terhadap komoditas global, terutama batu bara.

“Sebagian besar harga komoditas mereda selama seminggu setelah Gedung Putih mengkonfirmasi bahwa tarif baru Trump akan mengecualikan energi, mineral tertentu, dan komoditas makanan yang tidak tersedia di AS,” kata laporan tersebut.

Pengumuman tersebut membantu meredakan kekhawatiran pasar atas potensi gangguan pasokan dan menahan panic buying, karena segmen utama perdagangan global bahan baku penting sebagian besar tidak terpengaruh.

Per April 2025, harga batu bara di pasar Newcastle alami kenaikan dari minggu lalu dan berada di level US$ 99,4 per ton dibandingkan US$ 96,6. Kendati demikian, harga komoditas lainnya turun tipis, seperti minyak, nikel dan CPO turun tipis dari perdagangan minggu sebelumnya. Namun, penurunan harga komoditas tersebut disebabkan adanya perlambatan ekonomi global bukan karena perang tarif yang diumumkan Presiden AS Donald Trump.

“Pendekatan tarif yang tidak menyeluruh menunjukkan bahwa kebijakan ekonomi masih mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap sektor strategis global,” jelasnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan