Harga Batu Bara Acuan Periode Pertama Juni 2025 Turun 8,53%


Harga batu bara acuan dengan kalori tertinggi pada periode pertama Juni 2025 turun US$ 9,47 per ton atau 8,53% dibandingkan periode kedua Mei. Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 197.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Periode Pertama Bulan Juni Tahun 2025.
Dalam keputusan tersebut, harga batu bara acuan dibedakan menjadi empat golongan:
- HBA dengan nilai kalor 6.322 kilo kalori (kcal) per kilogram (kg) GAR turun 8,53% dibandingkan periode kedua Mei 2025, dari US$ 110,38 per ton menjadi US$ 100,97 per ton.
- HBA I dengan nilai kalor 5.300 kcal per kg GAR naik dari US$ 76,62 per ton menjadi US$ 77,59 per ton.
- HBA II dengan nilai kalor 4.100 kcal per kg GAR turun dari US$ 50,58 per ton menjadi US$ 50,08 per ton.
- HBA III dengan nilai kalor 3.400 kcal per kg GAR naik dari US$ 35,42 per ton menjadi US$ 35,47 per ton.
Batu bara dengan nilai kalori tertinggi, yaitu 6.322 kcal per kg GAR, menjadi acuan harga jual untuk penyediaan listrik dan bahan bakar di industri, kecuali industri pengolahan dan pemurnian mineral logam.
Sebelumnya, Kementerian ESDM telah menerbitkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 72.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan Untuk Penjualan Komoditas Mineral Logam dan Batu Bara.
Peraturan ini berlaku mulai 1 Maret 2025 sebagai upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga penjualan komoditas mineral logam dan batu bara di pasar global maupun dalam negeri.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Tri Winarno mengatakan dalam regulasi baru penetapan harga mineral acuan (HMA) dan HBA yang sebelumnya dilakukan setiap bulan, kini ditetapkan dua kali per bulan, yakni setiap tanggal 1 dan 15.
Penurunan Harga
Tidak hanya periode pertama Juni, penurunan HBA juga terjadi pada periode kedua Mei 2025 mencapai US$ 10,77 per ton atau 8,89% dibandingkan periode pertama Mei. Kementerian ESDM sebelumnya membantah jika penurunan harga batu bara disebabkan oleh penetapan HBA.
Menurut dia, penurunan harga batu bara saat ini lebih disebabkan karena dampak perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina. HBA dengan kalori tertinggi pada periode kedua Mei 2025 turun US$ 10,77 per ton atau 8,89% menjadi US$ 110,38 per ton dibandingkan periode pertama Mei yang mencapai US$ 121,15 per ton.
Kementerian ESDM berencana menetapkan HBA sebagai patokan tarif batu bara Indonesia yang akan diekspor. “Harga batu bara turun kami berharap bukan masalah HBA, tapi memang karena perang dagang saja. Mesin produksi di Cina dan India masih menurun karena masa transisi,” kata Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Direktorat Jenderal Mineral dan Batu bara, Surya Herjuna dalam FGD batu bara di Jakarta, Rabu (28/5).
Surya mengatakan, Indonesia sempat mengalami lonjakan volume ekspor batu bara hingga 171 juta ton pada 2024 hingga April 2025. Namun saat ini, volume ekspor tersebut turun menjadi 160 juta ton.
Dia menyampaikan Kementerian ESDM akan memonitor tren harga batu bara pada tiga sampai empat bulan ke depan. Dari monitor tersebut, Kementerian ESDM akan melakukan analisa apakah terjadi tren penurunan harga batu bara yang bisa berdampak pada proyeksi penjualan batu bara, baik untuk ekspor maupun kewajiban pemenuhan dalam negeri atau DMO.
“Tapi memang kondisinya menurut saya, kalau bicara (alasannya) HBA juga tidak pas, karena nyatanya DMO-nya juga turun,” ujarnya. Surya mengatakan jumlah DMO batu bara di kuartal I 2024 mencapai 16 juta ton. Namun, DMO batu bara di periode yang sama tahun ini jumlahnya hampir 12 juta ton.
“Jadi sebenarnya juga turun untuk konsumsi DMO. Artinya sebenarnya mesin-mesin produksi di masing-masing negara ini memang lagi posisinya masih belum kencang lah pergerakannya itu,” ucapnya.
Harga Mineral Acuan
Selain HBA, Menteri ESDM juga menetapkan harga mineral acuan berbagai komoditas mineral sebagai patokan periode kedua April 2025. HMA nikel dipatok US$ 15.405 per metrik ton kering (dmt). Kemudian kobalt US$ 33.256,79 per dmt dan timbal US$ 1.961,68 per dmt.
Berikut Daftar HMA Komoditas lainnya:
- Seng: US$ 2.650,29 per metrik ton kering (dmt)
- Aluminium: US$ 2.433,32 per dmt
- Tembaga: US$ 9.530,36 per dmt
- Emas sebagai mineral ikutan: US$ 3.279,13 per troy ounce
- Perak sebagai mineral ikutan: US$ 32,64 per troy ounce
- Ingot timah Pb 300: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot timah Pb 200: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot timah Pb 100: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot timah Pb 050: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot timah 4NINE: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Logam emas: LBMA Gold PM Fix pada hari penjualan
- Logam perak: LBMA Silver Fix pada hari penjualan
- Mangan: US$ 3,12 per dmt
- Bijih besi laterit/hematit/magnetit: US$ 1,45 per dmt
- Bijih krom: US$ 6,37 per dmt
- Konsentrat titanium: US$ 10,81 per dmt.