Harga Batu Bara Acuan Periode Kedua Juni 2025 Turun US$ 2,36 per Ton


Harga batu bara acuan (HBA) dengan kalori tertinggi pada periode kedua Juni 2025 turun US$ 2,36 per ton atau 2,34% dibandingkan periode pertama Juni. HBA periode ini mulai turun di bawah US$ 100 per ton.
Hal ini berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 209.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Periode Kedua Bulan Juni Tahun 2025. Dalam keputusan tersebut, harga batu bara acuan dibedakan menjadi empat golongan:
- HBA dengan nilai kalor 6.322 kilo kalori (kcal) per kilogram (kg) GAR turun 2,34% dibandingkan periode pertama Juni 2025, dari US$ 100,97 per ton menjadi US$ 98,61 per ton.
- HBA I dengan nilai kalor 5.300 kcal per kg GAR turun dari US$ 77,59 per ton menjadi US$ 75,64 per ton.
- HBA II dengan nilai kalor 4.100 kcal per kg GAR naik dari US$ 50,08 per ton menjadi US$ 50,25 per ton.
- HBA III dengan nilai kalor 3.400 kcal per kg GAR naik dari US$ 35,47 per ton menjadi US$ 36,14 per ton.
Batu bara dengan nilai kalori tertinggi, yaitu 6.322 kcal per kg GAR, menjadi acuan harga jual untuk penyediaan listrik dan bahan bakar di industri, kecuali industri pengolahan dan pemurnian mineral logam.
Sebelumnya, Kementerian ESDM telah menerbitkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 72.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan Untuk Penjualan Komoditas Mineral Logam dan Batu Bara.
Peraturan ini berlaku mulai 1 Maret 2025 sebagai upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas harga penjualan komoditas mineral logam dan batu bara di pasar global maupun dalam negeri.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara, Tri Winarno, menyatakan bahwa dalam regulasi baru, penetapan Harga Mineral Acuan (HMA) dan Harga Batubara Acuan (HBA) kini dilakukan dua kali sebulan, yaitu setiap tanggal 1 dan 15.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, grafik HBA memang fluktuatif sejak awal tahun, namun menurun sejak bulan lalu. Tren penurunan HBA mulai terjadi sejak periode kedua Mei lalu.
HBA pada awal Mei mencapai US$ 121,15 per ton, kemudian mulai turun menjadi US$ 110,38 per ton pada periode kedua Mei. Penurunan harga berlanjut pada periode pertama Juni 2025 menjadi US$ 100,97 per ton.
Ekspor batu bara Indonesia pada periode Januari hingga April 2025 mencapai 160 juta ton, turun 6,43% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mencapai 171 juta ton. Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Yuliot Tanjung mengatakan akan terus mengevaluasi HBA secara berkala. “Setiap bulan tetap kami evaluasi,” kata Yuliot, Jumat (13/6).
Harga Mineral Acuan
Selain HBA, Menteri ESDM juga menetapkan harga mineral acuan berbagai komoditas mineral sebagai patokan periode kedua Juni 2025. HMA nikel dipatok US$ 15.221 per metrik ton kering (dmt). Kemudian kobalt US$ 33.235,33 per dmt dan timbal US$ 1.954,90 per dmt.
Berikut Daftar HMA Komoditas lainnya:
- Seng: US$ 2.659,20 per dmt
- Aluminium: US$ 2.457,13 per dmt
- Tembaga: US$ 9.649,63 per dmt
- Emas sebagai mineral ikutan: US$ 3.313,97 per troy ounce
- Perak sebagai mineral ikutan: US$ 33,78 per troy ounce
- Ingot timah Pb 300: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot timah Pb 200: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot timah Pb 100: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot timah Pb 050: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Ingot timah 4NINE: settlement price ICDX dan JFX pada hari penjualan
- Logam emas: LBMA Gold PM Fix pada hari penjualan
- Logam perak: LBMA Silver Fix pada hari penjualan
- Mangan: US$ 3,19 per dmt
- Bijih besi laterit/hematit/magnetit: US$ 1,42 per dmt
- Bijih krom: US$ 6,37 per dmt
- Konsentrat titanium: US$ 10,84 per dmt.