Bahlil Respons Purbaya soal Pertamina Malas Bangun Kilang hingga Subsidi Bengkak

Mela Syaharani
2 Oktober 2025, 18:14
Bahlil
ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (tengah) bersama Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung (kanan), Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri (ketiga kanan, belakang), Direktur Utama BP-AKR Vanda Laura (kiri) dan perwakilan SPBU Swasta menyampaikan keterangan saat konferensi pers di Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025). Dalam keterangannya, Bahlil menyampaikan SPBU swasta menyetujui untuk membeli stok BBM tambahan lewat skema impor melalui Pertamina.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menanggapi pernyataan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang mengungkapkan subsidi energi terus membengkak. Purbaya menyoroti kinerja PT Pertamina (Persero) yang dinilai belum pernah membangun kilang baru untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

Namun, Bahlil menegaskan dirinya tidak ingin mengomentari pernyataan pihak lain dan meminta agar hal tersebut ditanyakan langsung kepada yang bersangkutan.

“Tugas saya adalah bagaimana memastikan agar mengawasi pihak-pihak yang berkolaborasi (pembangunan kilang) dengan Pertamina yang sedang berjalan bisa cepat selesai,” kata Bahlil dalam konferensi pers di kantor BPH Migas, Kamis (2/10).

Saat ini, Pertamina menjalankan dua proyek pembangunan. Pertama, pembangunan Kilang Tuban yang masih menunggu keputusan akhir investasi (FID) pada akhir 2025. Kedua, proyek peningkatan kapasitas produksi atau pengolahan di Kilang Balikpapan (RDMP) yang ditargetkan selesai bulan depan.

Pernyataan berbeda datang dari Purbaya. Dia menilai Pertamina justru kurang serius dalam pembangunan kilang baru.

“Kilang itu bukan kita nggak bisa bikin, atau kita nggak bisa bikin proyeknya. Cuma, Pertamina malas-malasan saja,” kata Purbaya dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Selasa (30/9).

Purbaya menceritakan pengalamannya saat menjabat di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman pada 2018–2020. Kala itu, ia sempat menawarkan kerja sama dengan Pertamina melalui investor asal Cina untuk membangun kilang minyak.

“Anda perlu beli 30 tahun. Setelah 30 tahun, anda dapat kilangnya gratis. Pertamina bilang, kami keberatan dengan usaha tersebut, karena kami sudah over capacity,” ujarnya.

Menurutnya, jawaban tersebut mengejutkan. Apalagi Pertamina pernah menyatakan akan membangun tujuh kilang baru, tetapi hingga kini tak ada yang terealisasi.

“Tapi apa? Satu pun nggak jadi, kan. Mereka bilang, iya, tapi segera-segera akan jadi. Sampai sekarang nggak jadi. Yang ada malah beberapa dibakar kan,” kata Purbaya.

Karena itu, ia meminta DPR ikut mengawasi kinerja Pertamina dalam mengelola pembangunan kilang dan subsidi energi.

“Jadi bapak tolong kontrol mereka juga. Jadi saya kontrol, dari Bapak-bapak juga kontrol, karena kita rugi besar. Karena kita impor dari mana? Dari Singapura,” kata Purbaya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...