Guru Besar ITB soal SPBU Swasta Tolak BBM Pertamina: Etanol Bikin Mesin Panas

Mela Syaharani
3 Oktober 2025, 19:32
bp-akar tolak BBM Pertamina, Vivo tolak bbm Pertamina, SPBU swasta, etanol
Katadata/Fauza Syahputra
SPBU BP-AKR
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Guru Besar Institut Teknologi Bandung alias ITB sekaligus pakar bahan bakar dan pelumas, Tri Yuswidjajanto Zaenuri mengatakan kandungan etanol dalam kadar tinggi di BBM dapat menyebabkan mesin panas.

Pernyataan itu terkait dua badan usaha pemilik SPBU swasta yakni Vivo dan BP-AKR yang membatalkan persetujuan pembelian base fuel BBM yang disediakan oleh Pertamina Patra Niaga karena mengandung 3,5% etanol.

Etanol berasal dari tumbuhan seperti tebu atau jagung, sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil murni. Base fuel merupakan produk BBM yang belum dicampur dengan zat tambahan (aditif) dan pewarna.

Nantinya, SPBU swasta mengolah base fuel itu sesuai dengan spesifikasi dan racikan masing-masing perusahaan. Penambahan zat aditif dan pewarna sesuai racikan masing-maing ini yang membedakan produk akhir BBM di SPBU swasta.

“Etanol mengandung oksigen l, sehingga meningkatkan Air Fuel Ratio (AFR) yang dapat mengakibatkan mesin panas, jika kadar etanol tinggi,” kata Tri kepada Katadata.co.id, Jumat (3/10).

Selain itu, kandungan etanol dalam BBM bisa meningkatkan kadar ron atau oktan yang ada dalam BBM. Etanol memiliki kadar RON sebanyak 110-120.

Tri mengatakan, jika base fuel BBM memiliki kandungan 3,5% etanol, maka dapat meningkatkan kadar oktan sebanyak 3,85 - 4,2.

Menurut dia, etanol bisa menurunkan kandungan energi. Sebab etanol mengandung 26,9 sampai 29,7 megajoule per kilogram, sementara bensin memiliki energi sebanyak 40 megajoule per kilogram.

"Maka penambahan etanol 3,5% dapat menurunkan kandungan energi pada campuran bensin dan etanol sebanyak 1%,” ujarnya.

Kemudian, pencampuran etanol bisa menurunkan kandungan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 3,5%, karena berasal dari bahan baku nabati yang dianggap carbon netral atau tidak menambah CO2 di udara.

Disamping itu, etanol dalam BBM menyerap uap air atau higroskopis, sehingga meningkatkan kadar air dalam bensin. “Jika bensin tercampur air kadar etanol akan turun sehingga RON akan ikut turun,” ujarnya.

Dia menyebut etanol tidak kompatibel dengan seal, karet-karet pada kendaraan lama. Kendaraan modern bisa menerima bensin dengan kadar etanol sampai dengan 20%.

“Kebutuhan aditif pengendali deposit meningkat jika bensin mengandung etanol,” katanya.

Daftar Negara Pakai Etanol di BBM

Berdasarkan data Pertamina, etanol sudah digunakan di negara lain. Amerika Serikat misalnya, melalui program Renewable Fuel Standard (RFS).

AS mewajibkan pencampuran etanol ke dalam bensin dengan kadar umum E10 (10% etanol) dan E85 untuk kendaraan fleksibel. 

Brasil menjadi pelopor penggunaan etanol berbasis tebu, dengan implementasi skala nasional hingga mencapai campuran E27 atau 27% etanol pada bensin, sehingga membuatnya dikenal sebagai salah satu negara dengan kendaraan berbahan bakar etanol terbesar di dunia.

Uni Eropa juga mengadopsi campuran etanol dalam BBM melalui kebijakan Renewable Energy Directive (RED II), dengan target bauran energi terbarukan di sektor transportasi. Campuran E10 kini telah menjadi standar di banyak negara Eropa seperti Prancis, Jerman, dan Inggris, sebagai standar untuk mengurangi polusi udara. 

Asia pun mulai mengadopsi kebijakan serupa, dengan India mendorong program etanol blending hingga 20% (E20) pada 2030 sebagai bagian dari roadmap menuju transportasi rendah karbon serta mendukung petani tebu.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...