Program MBG Butuh 1,55 Juta Sapi Tahun Depan, BGN Sebut Ini Peluang Usaha

Andi M. Arief
7 Oktober 2025, 20:40
mbg, makan bergizi gratis, sapi perah,
ANTARA FOTO/Abdan Syakura/nz
Peserta mengikuti kontes sapi perah saat Kontes & Ekspo Perikanan dan Peternakan di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (23/7/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Program Makan Bergizi Gratis alias MBG membutuhkan 1,55 juta sapi perah, agar bisa berjalan optimal tahun depan. Kepala Badan Gizi Nasional atau BGN Dadan Hindayana menilai hal ini bisa menjadi peluang usaha masyarakat.

Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat ada 485.809 sapi perah di Indonesia per tahun lalu. Kementerian Pertanian mengatakan jumlah sapi perah dan pedaging yang tiba di dalam negeri hingga Agustus mencapai 28.656 ekor.

Dadan menyebutkan setiap dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG dalam program MBG membutuhkan 450 liter susu setiap hari. Angka ini setara dengan produksi susu 45 sampai 50 ekor sapi perah per hari.

Sementara itu, pemerintah menargetkan jumlah SPPG 31 ribu hingga akhir tahun ini.

“Ini aspek bisnis yang cukup menarik. Program MBG identik dengan program kemandirian dan ketahanan pangan di level paling bawah akibat pengoperasian dapur SPPG," kata Dadan dalam diskusi ‘Food Business Opportunity: ZONA PANGAN’, Selasa (7/10).

Dadan menilai program MBG akan menambah 465 ribu pengusaha di bidang pangan tahun depan. Sebab, setiap dapur SPPG harus bekerja sama dengan setidaknya 15 pemasok bahan pangan.

"Program MBG dapat mengoptimalisasi lahan-lahan subur untuk menggerakkan produktivitas masyarakat. Dengan demikian, pemenuhan ketahanan pangan dapat terpenuhi akibat MBG," katanya.

Sebelumnya, Ketua Dewan Ekonomi Nasional atau DEN Luhut Binsar Pandjaitan menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 8%, dengan mempertimbangkan beragam faktor termasuk adopsi teknologi dan Makan Bergizi Gratis alias MBG.

Ia mencontohkan program MBG yang merekrut tenaga kerja lewat SPPG dan mengambil bahan baku dari petani. “Ini akan membuat satu ekosistem perekonomian yang membuat dana itu turun ke bawah,” ujar Luhut.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...