Antisipasi Cuaca Ekstrem, Pengamat Imbau Mitigasi Berlapis Distribusi BBM

Image title
19 November 2025, 13:35
Ilustrasi distribusi BBM
Pertamina Patra Niaga
Ilustrasi distribusi BBM
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Jakarta - Potensi gangguan terhadap distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquefied Petroleum Gas (LPG) PT Pertamina (Persero) akibat cuaca ekstrem selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 perlu diantisipasi dengan berbagai langkah. Tujuannya, pasokan energi buat masyarakat tetap terjamin.

Fabby Tumiwa, ahli strategi transisi energi dan CEO Institute of Essential Service Reform, mengatakan, ada empat hal yang harus dilakukan pemerintah untuk memastikan kelancaran distribusi BBM.

“Untuk pengamanan stok BBM selama Natal dan Tahun Baru, itu sudah lazim dilakukan setiap tahun. Saran saya SOP (prosedur operasi standar) disesuaikan saja dengan tantangan cuaca ekstrem dan perubahan mobilitas masyarakat,” kata Fabby kepada Katadata, Selasa (18/11).

Bentuknya ialah, pertama, memastikan stok BBM nasional cukup untuk 18-21 hari ke depan sesuai dengan ketentuan. Kedua, meningkatkan jumlah stok di terminal utama BBM di setiap pulau, termasuk mengelola manajemen logistik di terminal-terminal BBM.

Ketiga, untuk daerah-daerah yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi, Pertamina harus mempersiapkan sistem emergency delivery. Terakhir, melakukan koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan lembaga lain untuk mengantisipasi risiko bencana.

Fabby mengakui, selain masalah infrastruktur, hambatan terbesar dalam distribusi BBM di Indonesia adalah faktor geografis, wilayah distribusi yang luas, ketersediaan infrastruktur yang tidak merata, serta biaya distribusi yang mahal.

“Selain itu, untuk BBM subsidi, ada kuota atau volume yang harus diikuti/dipatuhi. Ini membuat distribusi BBM mengalami kendala karena stok BBM bersubsidi terbatas,” ujarnya.

BMKG sebelumnya meminta semua pihak untuk siaga menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan dimulai pada November 2025 hingga Februari 2026. Hingga akhir Oktober, BMKG menyebut 43,8% wilayah Indonesia sudah resmi masuk musim hujan.

“Kita sedang memasuki periode transisi menuju puncak musim hujan. Masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang dan petir, terutama di wilayah selatan Indonesia yang mulai terpengaruh sistem siklon tropis dari Samudra Hindia,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (1/11/2025).

Meski curah hujan mulai meningkat, Dwikorita menyebut suhu maksimum harian masih cukup tinggi. Kondisi atmosfer yang belum stabil ini membuat potensi cuaca ekstrem dapat muncul sewaktu-waktu.

“Kombinasi faktor ini menyebabkan potensi hujan lebat dan badai meningkat di banyak wilayah. Oleh karena itu, masyarakat perlu terus memantau informasi peringatan dini dari BMKG,” kata dia.

Satgas Nataru

Untuk memastikan kelancaran distribusi energi pada akhir tahun, PT Pertamina (Persero) melakukan sejumlah kebijakan.

Pertama, pembentukan Satuan Tugas Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Satgas Nataru) yang beroperasi pada 13 November 2025 hingga 11 Januari 2026.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan bahwa masa libur Natal dan Tahun Baru selalu menjadi periode krusial bagi sektor energi, logistik, dan transportasi nasional. Pada periode ini, Pertamina menekankan tiga fokus utama dalam pelaksanaan Satgas Nataru, yaitu kesiapan infrastruktur dan personel, kecepatan penanganan gangguan di lapangan, serta kolaborasi antar unit dan instansi eksternal.

“Satgas Nataru merupakan kegiatan yang sangat strategis dan memiliki nilai pelayanan publik yang tinggi. Kita harus memastikan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran masyarakat dalam menikmati libur panjang,” ujar Simon, dalam keterangan tertulisnya.

Kedua, penyediaan layanan energi pendukung di jalur potensial, yakni jalur tol, jalur wisata dan jalur lintas utama, oleh Pertamina Patra Niaga. Layanan energi di antaranya terdiri dari 1.866 unit SPBU yang beroperasi selama 24 jam sehari, 57 titik layanan BBM dan Kiosk Pertamina Siaga, serta 188 unit Motorist/Pertamina Delivery Service sebagai upaya cepat tanggap Pertamina menghampiri konsumen apabila dibutuhkan.

Selain itu, 1.819 Pertamina Delivery Service Bright Gas, serta 6.154 Agen LPG. Pertamina juga menyediakan 209 unit mobil tangki BBM yang standby di sekitar SPBU, serta 26 unit Serambi MyPertamina atau lokasi beristirahat yang bisa digunakan masyarakat kala lelah berkendara.

Ketiga, pada sektor gas, PT Pertamina Gas Negara (PGN) menjamin keandalan jaringan infrastruktur gas yang mencakup lebih dari 817 ribu sambungan gas rumah tangga (SRT), 34.000 kilometer jaringan pipa gas, 3 terminal LNG, serta 16 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) dan Mother Refueling Unit (MRU).

Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, sekaligus Dewan Pengarah Satgas Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Jaffee Arizon Suardin, mengungkapkan bahwa pelayanan kepada masyarakat menjadi prioritas utama Pertamina.

“Pertamina berupaya agar seluruh kebutuhan energi masyarakat dapat terpenuhi tanpa kendala. Ini adalah wujud pengabdian Pertamina kepada masyarakat, untuk melayani dengan sepenuh hati,” ujarnya.

Jalur Distribusi Rumit

Muhammad Baron, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), mengungkapkan rute distribusi BBM dan LPG Pertamina adalah salah satu yang paling rumit di dunia. Tantangan utamanya terletak pada kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang luas.

Terlebih, kondisi cuaca ekstrem dan musim hujan akan berdampak pada kondisi jalan dan potensi bencana.

"Untuk itu, Pertamina perlu mengantisipasi faktor cuaca yang menjadi tantangan bagi pengiriman BBM dan LPG," kata Baron, dalam keterangan tertulis.

Selain langkah-langkah di atas, Pertamina juga melakukan monitoring stok energi secara intensif, serya lebih memperhatikan seluruh keandalan sarana transportasi pada berbagai moda, sebagai tulang punggung proses distribusi.

“Pertamina berkomitmen untuk menjaga pasokan energi ke masyarakat. Di tengah berbagai situasi, Pertamina akan terus mengupayakan pasokan energi tersebut,” ujar Baron.

Masyarakat yang membutuhkan informasi layanan dan produk Pertamina, dapat menghubungi Pertamina Contact Center 135 ataupun media sosial resmi Pertamina.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Editor: Arif Hulwan

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...