Pertamina Pacu Pemulihan Distribusi LPG di Aceh, Sumut, dan Sumbar
PT Pertamina (Persero) mempercepat pemulihan rantai distribusi energi di wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hingga akhir November, sebanyak 54 SPBE dan 556 agen LPG masih beroperasi untuk memenuhi kebutuhan warga.
Bencana hidrometeorologi yang melanda sejak beberapa hari terakhir memutus sejumlah jalur logistik dan akses antarwilayah, sehingga menghambat mobilisasi energi termasuk LPG.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, memastikan upaya distribusi terus dijalankan meski kondisi di lapangan penuh tantangan.
“Pertamina Patra Niaga bersama Pertamina Group bergerak bersama seluruh pemangku kepentingan untuk mempercepat pemulihan dan menjamin suplai energi tetap tersedia bagi masyarakat. Di tengah kondisi yang penuh tantangan ini, kami berusaha mengupayakan distribusi LPG berjalan seoptimal mungkin,” ujar Roberth.
Dari total 71 SPBE di wilayah terdampak, sebagian besar masih beroperasi. Salah satunya adalah SPPBE Gunungsitoli di Kepulauan Nias. Fasilitas tersebut menyalurkan lebih dari 12 ribu tabung LPG 3 kg pada Sabtu, 29 November 2025, dan 11.760 tabung pada sehari sebelumnya.
Di sisi hilir, 565 agen LPG juga tetap melayani masyarakat, terdiri dari:
- 39 agen di Aceh
- 368 agen di Sumatera Utara
- 149 agen di Sumatera Barat
Layanan Tetap Dibuka
Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Fahrougi Andriani Sumampouw, mengatakan cuaca ekstrem dan kondisi geografis menjadi hambatan terbesar.
Sejumlah akses utama seperti jalan nasional dan provinsi terputus, longsor aktif menghalangi jalur distribusi, serta banjir masih menutup rute lintas barat dan timur. Beberapa jembatan juga mengalami kerusakan struktur sehingga hanya dapat dilintasi kendaraan ringan.
“Pertamina melakukan koordinasi intensif dengan Pemda, BPBD, dan instansi terkait untuk percepatan pembukaan akses. Pemantauan kami lakukan 24 jam melalui Satgas demi memastikan titik-titik kritis tetap terlayani,” tegas Fahrougi.
Untuk menjamin stabilitas suplai, Pertamina menempuh beberapa langkah mitigasi, mulai dari pengalihan suplai dari terminal yang belum terdampak, penambahan armada distribusi, hingga dukungan logistik lapangan.
Pertamina membuka kanal pengaduan masyarakat melalui Pertamina Contact Center 135 dan kanal resmi media sosial untuk informasi pasokan dan distribusi LPG selama masa pemulihan.
Sebagai bagian dari komitmen menuju Net Zero Emission 2060, Pertamina menyebut upaya penanganan darurat ini selaras dengan penerapan prinsip ESG dan kontribusi terhadap target pembangunan berkelanjutan (SDGs) di sektor energi.
