Baru 70% Pulih, Sejumlah Wilayah Aceh Masih Gelap Imbas Banjir Bandang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat hingga saat ini total beban listrik yang pulih pasca bencana di wilayah Aceh baru mencapai 173,05 megawatt (MW) atau 70%. Dari jumlah beban pulih, jumlah pelanggan yang sudah menikmati akses listrik pasca bencana mencapai 727 ribu pelanggan atau 69,7%.
Sebagian wilayah Aceh mengalami bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor sejak pekan lalu. Berdasarkan data PLN, kondisi ini mengakibatkan 12 tower transmisi pada beberapa jalur SUTT 150 kV di wilayah Aceh rusak.
Kerusakan ini terjadi di jalur Bireuen-Arun, Brandan-Langsa, serta Peusangan-Bireuen. Hal ini menyebabkan gangguan pasokan listrik di sejumlah wilayah, termasuk Banda Aceh, Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, Lhokseumawe, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, hingga Aceh Selatan dan Aceh Singkil.
Hingga hari ini, progres pemulihan ketenagalistrikan menunjukkan dari total 263 penyulang yang padam, sebanyak 153 penyulang (58,2%) telah kembali normal. Sementara itu, 6.844 dari 9.669 gardu distribusi (70,8%) telah menyala kembali.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta PLN untuk mempercepat pemulihan, mengingat jalur transmisi tersebut merupakan salah satu suplai utama listrik ke sejumlah kabupaten/kota di Aceh.
"Segera kami percepat penyelesaian urusan tower-tower yang kena dampak musibah. Saya tahu ini medannya tidak gampang, tetapi anggap saja ini adalah sebuah panggilan kepada kami untuk mengabdi kepada negara dan mengurus rakyat," ujar Bahlil dalam siaran pers
Untuk memulihkan pasokan listrik dari pembangkit di Arun dan Naganraya, PT PLN (Persero) akan mulai memasang tower listrik emergency yang dapat dibangun hanya dalam waktu dua hari, kemudian dilanjutkan penyambungan kabel listrik yang rusak. Pemulihan listrik di Banda Aceh dan Aceh Bagian Barat ditargetkan selesai paling cepat pada Jumat (4/12) atau Sabtu (5/12) mendatang.
Selain listrik, Bahlil juga menyebut untuk masalah BBM dia memperlonggar aturan untuk wilayah terdampak bencana. Bagi masyarakat di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat tidak perlu lagi menggunakan barcode untuk membeli BBM di SPBU.
Dia menyebut saat ini distribusi BBM masih ada hambatan karena jalur darat terputus, sehingga pengiriman BBM dilakukan via laut dan udara menggunakan drum. Kementerian ESDM berkoordinasi juga dengan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk memulihkan jalur darat.
"Dan urusan BBM, BBM-nya ada, tapi tidak bisa terdistribusi karena banyak jalan yang tidak bisa kami lewati. Kami sudah lewat laut, juga ombak. Nah, perlahan-lahan kami mulai sekarang pakai jerigen dan drum dari Jakarta, kami naikkan pesawat dan dikirim kesini dipikul. Sambil kami bekerjasama dengan kementerian teknis di PU untuk menembus jalan," ucap Bahlil.
Kementerian ESDM mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan terus mengikuti informasi resmi dari pemerintah. Pemerintah berkomitmen mempercepat seluruh proses pemulihan agar aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Aceh dapat kembali normal.
