ESDM Seleksi Mitra Pembangunan PLTN, Rusia hingga AS

Mela Syaharani
12 Desember 2025, 16:36
Ilustrasi PLTN
Vecteezy.com/Iftikhar Alam
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut pemilihan mitra pengembangan nuklir untuk pembangkit listrik (PLTN) berlandaskan aspek kompetitif. Hal ini menanggapi tawaran beberapa negara sebagai calon mitra pengembang PLTN.

Terbaru, dalam lawatan Presiden Prabowo Subianto ke Rusia, Presiden Vladimir Putin menawarkan kerja sama pengembangan nuklir di Indonesia. Sebelumnya Kanada dan Korea Selatan juga sudah menghubungi Indonesia untuk menawarkan hal yang sama. 

“Nanti kami akan melihat (tawaran tersebut) dari sisi pembangunan PLTNnya, mana yang lebih efisien, kompetitif, termasuk juga melihat sisi outputnya,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (12/12).

Yuliot mengatakan Indonesia juga sebenarnya telah menerima penawaran pengembangan nuklir untuk reaktor modular kecil berkapasitas 250 megawatt dan reaktor modular besar dengan kapasitas bisa mencapai 1,4 gigawatt.

“Kami akan memilih dari sisi besaran investasi, output, serta efisiensi. Kami berharap dengan adanya PLTN HPP yang dijual atau dibeli PLN bisa lebih bersaing,” ujarnya.

Yuliot menyampaikan pemilihan mitra ini akan diputuskan setelah Indonesia mengantongi persetujuan Nepio. Persetujuan ini nantinya akan didapatkan dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

Nepio adalah tim nasional yang dibentuk untuk mempercepat persiapan dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. Dia mengatakan Indonesia saat ini sedang menyelesaikan regulasi untuk PLTN. Aturan ini dirancang agar sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan IAEA.

“Aturannya sudah selesai harmonisasi dan dalam proses pengundangan. Setelah itu akan disampaikan ke IAEA untuk mendapatkan persetujuan Nepio,” ucapnya.

Selain tiga negara tersebut, Indonesia juga sudah menerima tawaran pengembangan dari negara-negara lain. Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi sebelumnya menyebut ada Amerika Serikat, Cina, Itali, Prancis, dan lain sebagainya. 

“(Negara-negara tersebut) berkomunikasi dengan kami, tapi belum pernah ada kesepakatan apapun. Kami tentu menunggu arahan pimpinan,” ucap Eniya kepada Katadata.co.id, Kamis (11/12).

Senada dengan Yuliot, dia mengatakan kelanjutan pengembangan nuklir di Indonesia saat ini masih menunggu pengesahan aturan baru, yakni Peraturan Presiden terkait terkait Nepio. 

Pembangunan PLTN memang masuk dalam RUPTL PT PLN (persero) 2025-2034. Kementerian ESDM sebelumnya menyebut Indonesia akan membangun PLTN mulai 2027. 

Berdasarkan paparan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, kapasitas PLTN rencananya sebesar 0,5 giga watt atau 500 mega watt. “Lokasinya ada dua, di Sumatra dan satu lagi di Kalimantan,” kata Bahlil dalam konferensi pers, Senin (26/5). 

Bahlil mengatakan pemilihan lokasi ini sudah melalui pengecekan kelayakan dan prioritas. Pemilihan lokasi juga sudah melewati kajian mendalam yang dilakukan pemerintah. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...