Intip Proyeksi Harga Batu Bara di 2026, Trennya Cenderung Turun Tahun Ini

Mela Syaharani
17 Desember 2025, 07:25
Aktivitas bongkar muat batu a milik salah satu perusahaan pertambangan di kawasan pantai Desa Peunaga Cut Ujong, Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (17/9/2025). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu a acuan (HBA) periode ke
ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/bar
Aktivitas bongkar muat batu a milik salah satu perusahaan pertambangan di kawasan pantai Desa Peunaga Cut Ujong, Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Rabu (17/9/2025). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga batu a acuan (HBA) periode kedua September turun sekitar 1,75 persen dari 105,33 dolar AS per ton pada periode pertama September menjadi 103,49 dolar AS per ton pada periode kedua September.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Tren harga batu bara acuan (HBA) Indonesia sepanjang 2025 tergolong fluktuatif, namun cenderung menurun. Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Gita Maharani mengatakan kondisi serupa juga kemungkinan akan terjadi pada 2026.

“Kami rasa harga batu bara tidak akan bergerak jauh karena belum terlihat adanya faktor pendorong pergerakan batu bara secara signifikan,” kata Gita kepada Katadata, Selasa (16/12).

Berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 420.K/MB.01/MEM.B/2025, HBA periode kedua Desember 2025 ditetapkan sebesar US$ 100,81 per ton. Angkanya naik US$ 2,55 per ton dari periode pertama Desember yang mencapai US$ 98,26 per ton.

HBA akhir tahun cukup menurun dibandingkan penetapan Januari 2025 yang mencapai US$ 124,01 per ton.

Gita mengatakan, selain tidak ada faktor pendorong, pergerakan harga batu bara yang stagnan juga disebabkan oleh faktor tantangan industri batu bara yang semakin bertambah.

“Seperti rencana perubahan DHE adanya rencana bea keluar batu bara,” ujarnya.

Senada dengan Gita, Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan Bisman Bakhtiar juga mengatakan  bahwa pergerakan harga batu bara akan stagnan tahun depan.

“Bisa bertahan saja sudah cukup bagus. Kecuali ada konflik atau situasi global yang memanas bisa jadi sentimen naiknya permintaan dan harga,” ujar Bisman kepada Katadata.

Tren 2025

Gita mengatakan tren penurunan HBA di sepanjang 2025 disebabkan oleh beberapa hal. Pertama berkaitan dengan suplai global yang kuat dari Cina dan India. Gita menyebut, dua negara yang menjadi tujuan ekspor Indonesia ini, meningkatkan produksi batu bara domestik sehingga kebutuhan impor menurun dan menyebabkan tekanan pasokan global bertambah.

Kedua, berkaitan dengan tingkat pertumbuhan permintaan global melambat/flat, terutama di Cina, yang diperkirakan turun sedikit pada 2026.  

“Jadi kalau bicara mengenai pergerakan harga sepanjang 2025, kami melihat bahwa tren pelemahan yang terjadi disebabkan dari kombinasi beberapa hal,” kata Gita kepada Katadata, Selasa (16/12).

Meski cenderung menurun, Gita menyebut HBA sempat naik dan berada di level tertinggi pada Maret 2025. Angkanya sekitar US$ 128,24 per ton. Kenaikan ini terjadi usai pemerintah menyesuaikan mekanisme penetapan HBA menjadi dua periode dalam sebulan.

Dia menyampaikan tren penurunan harga mulai terjadi pada semester II 2025, pada Juli lalu harganya merosot hingga US$ 97,50 per ton. Selain dua faktor di atas, Gita mengatakan penurunan HBA ini juga disumbang dari faktor transisi energi.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...