Kilang Pertamina Internasional Kantongi Pinjaman Rp 1,67 T dari Bank Abu Dhabi

Mela Syaharani
19 Desember 2025, 11:14
Dolar
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kilang Pertamina Internasional (KPI) memperoleh fasilitas kredit dari  First Abu Dhabi Bank (FAB) cabang Singapura sebesar US$ 100 juta atau Rp 1,67 triliun. Penarikan pinjaman ini dilakukan perusahaan untuk menjaga kelancaran proses bisnisnya, melalui kepastian kecukupan modal kerja.

Direktur Keuangan KPI Fransetya Hasudungan Hutabarat mengatakan, pembiayaan ini akan dimanfaatkan sebagai modal kerja untuk mendukung proses pembelian bahan baku.

“Seiring meningkatnya utilisasi kilang dan kebutuhan perusahaan untuk menjaga keandalan suplai dalam mendukung operasional yang terus berkembang," ujar Fransetya dalam siaran pers, dikutip Jumat (19/12).

Menurutnya, kredit ini akan memberikan dampak positif bagi KPI, baik dalam hal memperkuat struktur pendanaan global maupun meningkatkan fleksibilitas dalam mengamankan pasokan minyak mentah.

Selain itu kredit dari luar negeri juga mencerminkan pengakuan pasar global terhadap kinerja perusahaan yang semakin kuat, di tengah tantangan industri energi yang kompleks.   “Kerja sama ini menunjukkan bahwa KPI dipandang sebagai perusahaan dengan fundamental yang solid dan prospek jangka panjang yang positif,” ujarnya.

Saat ini, menurut dia, pasar energi dunia masih dipengaruhi berbagai faktor eksternal. Kondisi tersebut mencakup, ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang dapat mengganggu stabilitas suplai, fluktuasi harga minyak akibat dinamika produksi negara pengekspor minyak dan sekutunya (OPEC+), dan tren permintaan global.

Disaat yang bersamaan, terjadi percepatan transisi energi yang mempengaruhi pola investasi sektor minyak dan gas. Di tingkat nasional, menurut dia, Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pemenuhan kebutuhan energi. 

Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri tercatat lebih tinggi dibandingkan kapasitas produksi kilang nasional. Kondisi ini membuat Indonesia masih harus mengimpor sebagian produk BBM untuk menjaga ketercukupan suplai.

Perusahaan menyebut terus berkomitmen untuk memperkuat infrastruktur pengolahan minyak melalui peningkatan performa operasional kilang, implementasi proyek strategis, dan kolaborasi dengan mitra global. 

"Fasilitas kredit ini menjadi langkah strategis yang akan memperkuat rantai pasok, meningkatkan kapasitas pemrosesan minyak mentah, dan berkontribusi terhadap upaya perusahaan dalam menjaga ketahanan energi Indonesia," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...