Beringharjo dan Tanah Abang, Pasar Tekstil yang Tutup Imbas Corona

Image title
Oleh Ekarina
28 Maret 2020, 08:26
Beringharjo & Tanah Abang, Pasar Tekstil yang Tutup Imbas Corona
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/hp.
Sejumlah pedagang menjajakan daganganya di Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Selasa (17/3/2020). Pedagang Beringharjo akan menutup kios sementara waktu untuk menekan dampak pandemi corona.

Sejumlah pedagang di pasar tekstil besar di Indonesia menghentikan sementara kegiatan usahanya seiring meluasnya wabah pandemi corona. Selain itu, penutupan juga dikarenakan sepinya pembeli sejak kebijakan pembatasan sosial atau social distancing diberlakukan. 

Pedagang di Pasar Beringharjo di Kota Yogyakarta khususnya pedagang batik, fesyen atau oleh-oleh mengatakan bakal menutup kios mereka sementara waktu. Pedagang mengaku, usaha mereka lesu karena tidak ada lagi konsumen yang datang dalam beberapa hari terakhir.

“Dampak dari penyebaran virus corona ini sangat terasa bagi kami para pedagang. Apalagi, kondisi ekonomi untuk sektor riil sudah mulai turun sejak tahun lalu dan sekarang ditambah wabah virus corona," kata Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Beringharjo (Pager Raharjo) Ujun Junaedi di Yogyakarta, Jumat (27/3).

(Baca: Cegah Corona, Pasar Tanah Abang Tutup Mulai Besok hingga 5 April)

Akibat dua kondisi tadi, pedagang menyatakan bisnis mereka kini sulit. Aktivitas jual beli komoditas oleh-oleh seperti batik dan barang-barang fesyen di Pasar Beringharjo Yogyakarta mulai berkurang secara signifikan sejak dua pekan lalu.

“Kami sudah mencoba bertahan dengan tetap membuka kios, tetapi tidak ada pembeli yang datang,” katanya.

Oleh karena itu, daripada tetap membuka kios dan menambah biaya operasional, para pedagang akhirnya memilih menutup kios sementara waktu sampai wabah virus corona bisa diatasi.

“Kami juga ingin ikut mendukung upaya pemerintah untuk mencegah meluasnya penularan virus corona. Jika tetap berjualan, risiko penularan akan semakin tinggi. Makanya, pedagang memilih menutup kios saja,” katanya.

Langkah penutupan juga sejalan dengan imbauan dari Pemerintah Kota Yogyakarta dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk berada di rumah agar penyebaran virus corona tidak semakin meluas.

Pedagang berharap, pemerintah bisa merealisasikan beberapa program seperti relaksasi kredit untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mengurangi kerugian pedagang yang terimbas wabah corona.

(Baca: Mal Sepi & Tutup Imbas Corona, Pengusaha Minta Insentif ke Pemerintah)

“Mudah-mudahan, program dari pemerintah bisa segera ditindaklanjuti oleh lembaga keuangan karena pedagang juga memiliki beban berupa pinjaman. Kalau tidak ada pendapatan yang masuk, bagaimana kami membayar kredit,” katanya.

Meskipun penjualan produk fesyen turun tajam, namun Ujun menyebut transaksi jual beli bahan pokok di Beringharjo masih tetap berjalan seperti biasa.

Penutupan pasar Beringharjo juga dibenarkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono. Dia mengatakan, pihaknya akan mengikuti arahan kebijakan dari pemerintah pusat untuk mengantisipasi dampak virus corona terhadap sektor perindustrian dan perdagangan.

“Sudah ada program yang disampaikan, tetapi untuk implementasinya belum tahu akan seperti apa,” katanya.

Dia berharap sektor industri kecil menengah memperoleh perhatian lebih dalam penanganan dampak wabah Covid-19.

Sebelumnya, penutupan kios juga mulai diberlakukan pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara, yakni pasar Tanah Abang. Perumda (PD) Pasar Jaya mengatan penutupan sementara Pasar Tanah Abang  dilakukan terhitung sejak 27 Maret hingga 5 April 2020 untuk mengurangi risiko penularan virus corona atau Covid-19.

(Baca: Deretan Mal di Jakarta yang Tutup karena Corona: PI, MKG, hingga Senci)

Penutupan tersebut meliputi Blok A, Blok B dan Blok F. Sedangkan Blok G dibuka terbatas hanya untuk pedagang yang berjualan jenis bahan pangan.

Direktur Utama PD Pasar Jaya, Arief Nasrudin mengatakan bahwa penutupan Pasar Tanah Abang untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung menjelang bulan suci Ramadan.

Pengunjung tidak hanya dari Jakarta dan sekitarnya saja, tapi juga dari luar daerah, bahkan mancanegara sehingga berisiko menjadi tempat penularan Covid-19. "Seluruh aktivitas perdagangan di pasar tersebut kita liburkan sementara, ini merupakan salah satu langkah pencegahan dan penyebaran Covid-19, terkecuali di Blok G boleh berjualan khusus bahan pangan saja,” kata Arief melalui siaran pers, Kamis (26/3).

Dia mengatakan, rencana penutupan ini telah dikomunikasikan dengan pedagang terlebih dahulu. Terlebih, menjelang bulan Ramadan memang menjadi waktu yang sangat penting bagi pedagang penjualan mereka akan lebih tinggi daripada hari biasa. 

"Kami sampaikan beberapa hal untuk adanya pengertian bersama diantara para pedagang dan manajemen, untuk itu baik pedagang dan manajemen sepakat untuk menutup bersama area pasar hingga batas waktu tersebut,” kata dia.

Sejumlah langkah telah dilakukan Pasar Jaya untuk menekan penyebaran Covid-19 di pasar tersebut. Di awal kasus ini merebak di Jakarta Manajemen Pasar Jaya langsung melakukan pembatasan pintu akses masuk kedalam pasar, mengukur suhu tubuh pedagang serta menyemprot desinfektan juga dilakukan di seluruh sarana berjualan.

Seperti diketahui, jumlah kasus pasien positif corona di Indonesia terus bertambah. Hingga kemarin, Jumat  (26/3), jumlah kasus pasien positif corona melonjak menjadi 1.046 orang. Dari angka tersebut, 46 pasien dinyatakan sembuh dan 87 orang meninggal dunia.

Reporter: Antara

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...