Pembangunan Infrastruktur Pangkas 50% Biaya Distribusi Perkebunan
Pengusaha perkebunan menyambut baik rencana Presiden Joko Widodo terkait pembangunan infrastruktur yang akan disambungkan dengan sentra produksi rakyat. Hal itu diharapkan bisa berdampak terhadap penurunan biaya logistik dan distribusi perkebunan hingga 50%.
Dewan Pengawas Gabungan Asosiasi Perkebunan Indonesia (Gaperindo) Gamal Nasir mengatakan, percepatan infrastruktur dapat menyebabkan biaya distribusi perkebunan lebih efisien. "Kalau sudah dibangun, biaya lebih efisien. Jalur distribusi panen merata dan produksi pertanian lancar," kata dia kepada katadata.co.id, Senin (16/7).
Menurutnya, infrastruktur sekitar perkebunan yang ada saat ini belum memadai. Sehingga, distribusi hasil panen kerap terhambat lantaran minimnya sarana dan prasarana.
(Baca: Jokowi Ingin Menyambung Infrastruktur dengan Sentra Produksi Rakyat)
Meski pembangunan beberapa infrastruktur besar saat ini sudah mulai terbangun seperti jalan tol, dermaga, dan lainnya, pembangunan di sentra produksi rakyat masih perlu ditingkatkan, seperti akses jalan. Sebab bila terjadi hujan, distribusi komoditas berpotensi terhambat sehingga harga dapat melonjak tinggi.
"Jadi infrastruktur di sentra produksi tani dan sentra pabrikan belum selesai pembangunan infrastrukturnya," ujarnya.
Gamal pun menilai, daya saing komoditas dalam negeri dapat meningkat bila infrastruktur telah menjangkau seluruh wilayah sentra produksi, sehingga biaya produksi dapat semakin menurun. Dengan begitu, produk dalam negeri dapat semakin bersaing dengan Thailand dan Vietnam.