Pemilu, Industri Air Minum Dalam Kemasan Ditaksir Tumbuh Dobel Digit
Industri air minuman dalam kemasan (AMDK) diproyeksi tumbuh double digit tahun ini, tumbuh stabil dibanding tahun lalu yang mencapai 10,19%. Hal ini antara lain didukung momentum pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) yang diharapkan meningkatkan konsumsi AMDK di pasar dalam negeri.
Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian Abdul Rochim mengatakan industri air minum dalam kemasan berpotenisi tetap tumbuh, baik di pasar dalam maupun luar negeri.
"Tentunya, dalam acara kumpul-kumpul seperti kegiatan kampanye, akan dibutuhkan banyak air minum kemasan," katanya, rabu (27/2).
(Baca: Mayora Bidik Penjualan Ekspor Makanan Minuman Rp 557 Miliar ke Rusia)
Menurut Rochim, industri AMDK memiliki pangsa pasar yang cukup besar dari kelompok industri minuman ringan, dengan cakupan pangsa pasar mencapai 85%. Saat ini terdapat sekitar 500 perusahaan AMDK, yang mana 90% di antaranya merupakan industri kecil dan menengah (IKM).
Kemenperin mencatat, pertumbuhan industri minuman pada Januari-September 2018 menembus 10,19%. "Kami optimistis, pertumbuhan sepanjang tahun ini juga bisa double digit. Apalagi, di tahun politik yang biasanya permintaan akan ikut naik," katanya.
(Baca: Menperin Sebut Apple hingga Coca-Cola Berkomitmen Tambah Investasi)
Potensi bisnis AMDK di Tanah Air dinilai cukup prospektif seiring penambahan modal yang terus mengalir dari beberapa produsen. Misalnya, investasi Orang Tua Group dengan merek Crystalline. Selain itu, PT Sariguna Primatirta Tbk. dengan merek CLEO juga melanjutkan ekspansi membangun tiga pabrik baru serta salah satu badan usaha milik negara (BUMN), PT Indra Karya (Persero) yang juga ikut dalam pengembangan industri AMDK.
"Produk AMDK dari industri dalam negeri sudah mampu kompetitif di pasar internasional," ujar Rochim.
Pada periode Januari-November 2018, ekspor produk air mineral mencapai 101.950 ton dengan nilai valuasi US$ 16,78 juta.